GridHEALTH.id - Untuk mengingatkan dan mengedukasi masyarakat perihal bahayanya penyakit infeksi HIV/AIDS, setiap tahun pada 1 Desember diperingati Hari AIDS Sedunia.
Dijelaskan pada laman nhs.uk (22/4/2021), bahwa HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang bisa merusak sel-sel dalam sistem kekebalan dan melemahkan kemampuan seseorang untuk melawan infeksi dan penyakit sehari-hari.
Sedangkan AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah nama yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah infeksi dan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa yang terjadi ketika sistem kekebalan seseorang telah rusak parah oleh virus HIV.
Sementara AIDS tidak dapat ditularkan dari 1 orang ke orang lain, virus HIV bisa.
Saat ini tidak ada obat untuk infeksi HIV, tetapi ada perawatan obat yang sangat efektif yang memungkinkan kebanyakan orang dengan virus tersebut untuk hidup panjang dan sehat.
Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang efektif, kebanyakan orang dengan HIV tidak akan mengembangkan penyakit terkait AIDS dan akan hidup hampir normal.
Lantas apa saja gejala HIV/AIDS yang perlu diwaspadai? Melansir dari laman hiv.gov (1/7/2020), ada beberapa gejala HIV yang perlu diwaspadai.
Namun tidak semua orang yang terinfeksi akan memiliki gejala yang sama. Itu tergantung pada orangnya dan pada stadium penyakit apa mereka berada.
Di bawah ini adalah tiga tahap HIV dan beberapa gejala yang mungkin dialami.
Baca Juga: Perbedaan HIV dan AIDS yang Perlu Diketahui, Jangan Sampai Gagal Paham
Tahap 1: Infeksi HIV Akut
Dalam 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi HIV, sekitar dua pertiga orang akan mengalami penyakit seperti flu. Ini adalah respons alami tubuh terhadap infeksi HIV.
Gejala seperti flu dapat meliputi:
- Demam
- Panas dingin
- Ruam
- Keringat malam
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Ulkus mulut
Gejala-gejala ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
Tetapi beberapa orang mungkin bisa tidak memiliki gejala sama sekali selama tahap awal HIV ini.
Jangan berasumsi bahwa kita mengidap HIV hanya karena memiliki salah satu dari gejala-gejala tersebut sebab mereka bisa mirip dengan yang disebabkan oleh penyakit lain.
Tetapi jika kita berpikir mungkin telah terpajan HIV, lakukan tes HIV.
Tahap 2: Latensi Klinis
Pada tahap ini, virus masih berkembang biak, tetapi pada tingkat yang sangat rendah.
Orang-orang di tahap ini mungkin tidak merasa sakit atau memiliki gejala apa pun. Tahap ini juga disebut infeksi HIV kronis.
Tanpa pengobatan HIV, orang dapat bertahan dalam tahap ini selama 10 atau 15 tahun, tetapi beberapa melewati tahap ini lebih cepat.
Jika kita minum obat HIV setiap hari, persis seperti yang ditentukan dan mendapatkan serta mempertahankan viral load yang tidak terdeteksi, kita dapat melindungi kesehatan dan secara efektif tidak berisiko menularkan HIV ke pasangan seksual.
Tetapi jika viral load terdeteksi, kita dapat menularkan HIV selama tahap ini, bahkan ketika tidak memiliki gejala.
Penting untuk mengunjungi penyedia layanan kesehatan secara teratur untuk memeriksa viral load.
Baca Juga: Belum Ada Obat Untuk Penyakit Infeksi HIV, Namun Penyandangnya Bisa Umur Panjang Bila Patuhi Ini
Tahap 3: AIDS
Jika kita mengidap HIV dan tidak sedang menjalani pengobatan HIV, pada akhirnya virus tersebut akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan akan berkembang menjadi AIDS.
Ini adalah tahap akhir dari infeksi HIV.
Gejala AIDS dapat meliputi:
- Penurunan berat badan yang cepat
- Demam berulang atau keringat malam yang banyak
- Kelelahan yang ekstrem dan tidak dapat dijelaskan
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin
- Radang paru-paru
- Bercak merah, coklat, merah muda, atau keunguan pada atau di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata
- Kehilangan memori, depresi, dan gangguan neurologis lainnya
Namun perlu diperhatikan bahwa masing-masing gejala ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit lain.
Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah kita mengidap HIV adalah dengan melakukan tes.
Jika hasil tes HIV-positif, penyedia layanan kesehatan akan mendiagnosis jika HIV telah berkembang ke stadium 3 (AIDS) berdasarkan kriteria medis tertentu.
Banyak gejala dan penyakit parah penyakit HIV berasal dari infeksi oportunistik yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh telah rusak.
Segera temui penyedia layanan kesehatan jika kita mengalami gejala-gejala tersebut.(*)
Baca Juga: Varian Omicron Berkaitan dengan Infeksi HIV, Awal Mewabah Gegara Masker Berkatup
Source | : | Nhs.uk,Hiv.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar