GridHEALTH.id - Mendengar kata kanker payudara saja, bagi sebagian perempuan sudah menjadi salah satu hal yang menakutkan.
Bagaimana tidak, jenis kanker ini menyerang salah satu anggota tubuh yang penting bagi seorang wanita.
Seperti yang diketahui, payudara merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi untuk menghasilkan air susu (ASI), yang akan diberikan kepada bayi setelah melahirkan.
Baca Juga: Kulit Payudara Berkerut Seperti Kulit Jeruk? Waspada Kanker Payudara
Selain itu, payudara juga memiliki peranan yang penting dalam hubungan seksual wanita dengan pasangannya.
Apa yang dimaksud dengan kanker payudara? Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?
“Kanker payudara secara definisi adalah suatu pertumbuhan dari sel kelenjar payudara yang berubah sifatnya dan tumbuh tidak terkontrol,” kata dr Arief Wibisono, Sp.B(K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Onkologi Brawijaya Hospital Antasari.
Baca Juga: Puting Payudara Masuk atau Inverted Nipples, Tanda Kanker Payudara?
Dalam liputan khusus yang dilakukan GridHEALTH, pada Sabtu (11/12/2021), dokter Arief juga menyebutkan, perubahan sel kelenjar di payudara terebut, dapat berdampak pada organ di sekitarnya dan merusak tubuh wanita.
Kanker payudara jika masih pada tahap awal, lebih sering tidak menimbulkan gejala sehingga sulit diketahui.
Namun, seorang wanita bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), untuk mencari tahu apakah terdapat benjolan di sekitar payudara.
Benjolan menjadi salah satu ciri umum dari kanker payudara.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI, Begini Cara Melakukannya
“(SADARI) bukan hanya untuk mendeteksi kanker, tapi juga tumor-tumor jinak,” kata dokter Arief.
Dia menyarankan untuk mulai membiasakan diri melakukan SADARI sejak remaja dan dilakukan 3-5 hari setelah menstruasi.
Baca Juga: Inilah Gejala Kanker Payudara yang Perlu Diketahui, Selain Benjolan
Selain dengan mempraktikan SADARI secara mandiri di rumah, seorang wanita juga bisa memastikan kondisi payudaranya dengan melakukan pemeriksaan dengan dokter.
Metode pemeriksaan yang dilakukan pertama kali untuk mendeteksi adanya benjolan di payudara wanita adalah mamografi.
“Mamografi adalah pemeriksaan atau pencitraan dengan menggunakan sinar X, seperti foto rontgen,” ujar dokter Arief.
Pemeriksaan mamografi ini biasanya dilakukan pada wanita berusia 40 atau 45 tahun.
Namun jika dalam keluarga terdapat riwayat kanker, maka lebih baik dilakukan lebih awal.
“Ada wanita-wanita tertentu yang mamografinya dilakukan lebih dini, misalnya jika ada riwayat kanker dalam keluarga atau gen (BRCA 1 dan 2) positif. Secara umum, batas pemeriksaan mamografi klinis 35 tahun, tapi bisa lebih muda lagi, tergantung indikasi,” jelasnya.
Baca Juga: Bulan Peduli Kanker Payudara, Deteksi Dini Kanker Payudara Triple Negatif
Ketika menjalani pemeriksaan mamografi, payudara wanita akan dijepit menggunakan alat yang disebut kompresor dan ditembak dengan sinar X radiasi rendah.
Hal tersebut bertujuan untuk melihat keseluruhan dari jaringan payudara.
Pemeriksaan skrining mamografi umumnya dilakukan setiap tahun atau paling kurang dua tahun sekali.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar