GridHEALTH.id - Diabetes merupakan penyakit metabolisme yang bisa dialami oleh siapapun.
Terdapat empat jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, gestasional diabetes (dialami ibu hamil), dan pra-diabetes.
Diabetes tipe 2 terjadi karena tubuh tidak sensitif terhadap insulin. Ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola makan.
Tidak hanya karena makanan manis, diabetes tipe 2 juga berisiko dialami oleh orang-orang yang malas bergerak.
"Risiko diabetes tipe 2 terjadi pada satu kalau kita punya orangtua yang diabetes, dua ada obesitas atau overweight, tiga kurang gerak," kata dr Verawati Sudarma, Sp.GK Dokter Spesialis Gizi di Klinik Utama AMS, dalam acara GridHEALTH Dialogue Jumat (28/01/2022).
"Kalau dilihat dari panduannya, kurang gerak yaitu kurang dari tiga kali seminggu olahraga. Ditambah lagi makan yang manis, minum yang manis, itu juga termasuk tinggi (risiko diabetes)," sambungnya.
Dia juga menjelaskan, orang yang mengalami hipertensi dan kadar trigliserida tinggi ketika cek kolesterol, juga mempunyai risiko tinggi terkena diabetes.
Gejala diabetes
Dalam kesempatan tersebut, dr Vera mengatakan bahwa ada gejala diabetes yang sering tidak disadari, yakni berat badan turun padahal sedang tidak diet.
Baca Juga: Sering BAB Karena Minum Obat Metformin, Ini Yang Harus Dilakukan Penyandang Diabetes
"Itu hati-hati, biasanya kalau kayak gitu tubuh kita tidak bisa memakai gula. Jadi tubuh kita kekurangan gula, akhirnya membongkar cadangan lemak dalam tubuh," jelasnya.
Gula yang masuk ke dalam tubuh tidak terserap dengan baik dan beredar di pembuluh darah.
Lalu ketika melakukan pengecekan gula darah, kadar glukosa pun akan terlihat tinggi.
Gejala lain yang kerap kali dialami oleh penyandang diabetes yakni sering buang air kecil, cepat haus, dan cepat lapar.
Baca Juga: Deteksi Diabetes di Tangan, Wasdai Munculnya 4 Gangguan Sendi Ini
dr Vera menyarankan untuk melakukan pengecekan gula darah, jika sudah berusia di atas 45 tahun dan mengalami gejala-gejala diabetes.
Kadar gula darah yang di atas 126, menurut dr Vera sudah dikategorikan sebagai diabetes.
Sedangkan kalau masih berada di antara 100-126, masuk ke kelompok pra-diabetes. Pra-diabetes adalah kondisi saat seseorang belum dinyatakan diabetes, tapi kadar gula darahnya tinggi.
"Kalau pra-diabetes masih ada harapn untuk diubah. (Tapi) kalau sudah diabetes, harus diobati," tuturnya.
Baca Juga: Tanda Diabetes Ini Sering Tak Disadari, Salah Satunya Perubahan Warna Kulit
Apakah penyandang diabetes harus minum obat terus? dr Vera mengatakan, terdapat kemungkinan penyandang diabetes bisa tidak meminum obat.
"Kalau masih muda, pola hidupnya perbaikan. Beberapa pasien saya, baru diet aja obatnya turun turun turun (dosisnya), akhirnya enggak pakai obat," jelasnya.
Pola hidup sehat yang harus dijalani penyandang diabetes, bukan berarti tidak boleh mengonsumsi karbohidrat sama sekali. Penyandang diabetes tetap bisa mengonsumsinya, tapi jenisnya harus diperhatikan.
"Karbohdirat ada dua jenis simpel dan kompleks. Karbohidrat simpel itu gula, sirup, yang manis-manis seperti itu. Kalau kita makan, tubuh kita akan sangat mudah sekali menyerapnya," jelas dr Vera.
"Kalau karbohidrat kompleks, contohnya kacang-kacangan, sayur-sayuran, biji-bijian. Nah itu lebih susah tubuh kita memecah glukosanya. Jadi tubuh kita, kadar gula darahnya naik, tapi pelan-pelan," paparnya.
Jika ingin mengonsumsi nasi, penyenandang diabetes bisa memilih nasi merah, karena indeks glikemiknya yang sedang. Sehingga tidak terlalu meningkatkan kadar gula darah.
dr Vera juga mengingatkan penyandang diabetes untuk banyak mengonsumsi sayur dan mengganti camilan dengan buah-buahan yang tidak terlalu manis.
Buah-buahan yang bisa dimakan oleh penyandang diabetes di antaranya apel, pir, dan golongan berry. Buah-buah ini juga disarankan dimakan secara langsung dan tidak dibuat jus.(*)
Baca Juga: Punya Lingkar Perut Besar Berisiko Terkena Diabetes, Lakukan Ini Untuk Mengatasinya
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar