GridHEALTH.id - Kanker tulang merupakan jenis kanker yang bermula dan berkembang di tulang.
Menurut laman nhs.uk (20/6/2021), kanker tulang dapat mempengaruhi tulang apapun, tetapi kebanyakan kasus berkembang di tulang panjang kaki atau lengan atas.
Beberapa jenis kanker tulang terjadi terutama pada anak-anak, sementara yang lain kebanyakan menyerang orang dewasa.
Gejala kanker tulang utamanya meliputi:
- Nyeri tulang persisten yang semakin memburuk dari waktu ke waktu dan berlanjut hingga malam hari
- Pembengkakan dan kemerahan (peradangan) di atas tulang, yang dapat membuat sulit bergerak jika tulang yang terkena berada di dekat sendi
- Benjolan yang terlihat di atas tulang
- Tulang lemah yang mudah patah (patah tulang) dari biasanya
- Mengalami masalah bergerak – misalnya, berjalan dengan pincang
Baca Juga: Pakai Kosmetik Abal-abal Berisiko Kanker, Begini Cara Aman Memilihnya
Jika dirasa mengalami nyeri tulang yang persisten, parah, atau memburuk, kunjungi dokter umum untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Apabila positif terkena kanker tulang, dokter mungkin akan memberikan pilihan pengobatan yang perlu dijalani pasien.
Melansir laman mayoclinic.org (10/3/2020), pilihan pengobatan kanker tulang didasarkan pada jenis kanker yang dimiliki, stadium kanker, kesehatan pasien secara keseluruhan dan preferensi.
Kanker tulang yang berbeda menanggapi pengobatan yang berbeda, dan dokter nantinya dapat membantu memandu pasien dalam menentukan pengobatan apa yang terbaik untuk kanker yang diderita.
Misalnya, beberapa kanker tulang diobati hanya dengan pembedahan; beberapa dengan pembedahan dan kemoterapi; dan beberapa dengan pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut tiga jenis pengobatan kanker tulang yang biasanya direkomendasikan oleh dokter:
1. Pembedahan
Tujuan dari operasi pembedahan adalah untuk mengangkat seluruh tumor kanker.
Dalam kebanyakan kasus, ini melibatkan teknik khusus untuk mengangkat tumor menjadi satu bagian, bersama dengan sebagian kecil jaringan sehat yang mengelilinginya.
Baca Juga: Prevelensi Kanker Tulang di Indonesia Meningkat Sejak 2010, Waspadai Gejalanya
Ahli bedah bisa mengganti tulang yang hilang dengan beberapa tulang dari area lain di tubuh pasien, dengan bahan dari bank tulang atau dengan pengganti yang terbuat dari logam dan plastik keras.
Kanker tulang yang sangat besar atau terletak di titik rumit pada tulang mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat seluruh atau sebagian anggota tubuh (amputasi).
Karena perawatan lain telah dikembangkan, amputasi menjadi kurang umum.
Jika amputasi diperlukan, pasien kemungkinan akan dipasangi anggota tubuh palsu dan menjalani pelatihan untuk belajar melakukan tugas sehari-hari menggunakan anggota tubuh baru.
2. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat anti kanker yang kuat, biasanya diberikan melalui pembuluh darah (intravena), untuk membunuh sel kanker.
Namun, jenis perawatan ini bekerja lebih baik untuk beberapa bentuk kanker tulang daripada yang lain.
Misalnya, kemoterapi umumnya tidak terlalu efektif untuk chondrosarcoma, tetapi merupakan bagian penting dari pengobatan untuk osteosarcoma dan sarkoma Ewing.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar energi bertenaga tinggi, seperti sinar-X, untuk membunuh sel kanker.
Selama terapi radiasi, pasien akan berbaring di atas meja sementara mesin khusus bergerak di sekitarnya dan mengarahkan pancaran energi ke titik-titik yang tepat di tubuh mereka.
Terapi radiasi sering digunakan sebelum operasi karena dapat mengecilkan tumor dan memudahkan pengangkatan.
Ini, pada gilirannya, dapat membantu mengurangi kemungkinan perlunya amputasi.
Terapi radiasi juga dapat digunakan pada orang dengan kanker tulang yang tidak dapat diangkat dengan operasi.
Setelah operasi, terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal.
Untuk orang dengan kanker tulang stadium lanjut, terapi radiasi dapat membantu mengontrol tanda dan gejala, seperti nyeri.
Itulah pengobatan kanker tulang yang biasa dilakukan.(*)
Baca Juga: Punya Rambut Merah Berisiko Alami Kanker Kulit? Cek Faktanya
Source | : | Mayoclinic.org,Nhs.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar