“Saya pikir itu adalah skenario yang masuk akal,” katanya kepada 'Squawk Box Asia' CNBC yang dikutip Kamis (16/2/22) ketika ditanya tentang pandangan bahwa pandemi Covid-19 sekarang mungkin dalam tahap akhir.
“Ada kemungkinan 80% bahwa ketika omicron berevolusi atau virus SarsCov-2 berevolusi, kita akan melihat semakin sedikit virus yang mematikan,” lanjutnya.
Meski demikian, Bancel juga mengatakan ada skenario 20% kemungkinan kita melihat mutasi berikutnya, yang lebih mematikan daripada omicron.
“Saya pikir kita beruntung sebagai dunia yang omicron tidak terlalu ganas, tetapi kita masih melihat ribuan orang meninggal setiap hari di planet ini karena omicron,” katanya.
Memang, menurut WHO ada 15,47 juta kasus baru yang dilaporkan dalam 7 hari terakhir di seluruh dunia, dan 73.162 kematian pada periode yang sama.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sementara varian omicron tampak lebih menular, meski tidak membuat orang sakit seperti delta.
Pada kesempatan terpisah, “Alasan kami ingin berekspansi di Asia adalah pentingnya kawasan itu,” katanya kepada CNBC.
“Fakta bahwa virus ini tidak akan hilang, seperti yang telah kami katakan sejak awal – virus ini akan tetap bersama manusia selamanya, seperti flu dan kita harus menghadapinya," jelas Bancel, yang juga menyampaikan, dirinya menemukan bahwa ekspansi ekonomi di Asia sangat menarik, dan bahwa perusahaan bermaksud untuk membuka anak perusahaan baru di Malaysia, Taiwan, Singapura dan Hong Kong.(*)
Baca Juga: Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh dengan Gaya Hidup Sehat
Source | : | Detik-pandemi,WartaEkonomi-pandemi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar