GridHEALTH.id – Melahirkan adalah momen yang paling ditunggu-tunggu dan membahagiakan bagi seorang wanita.
Namun, terkadang ibu baru merasakan momen setelah melahirkan menjadi masa-masa yang membuat stres dan sulit.
Dilansir dari laman American Psychiatric Association, Senin (14/03/2022), kondisi ibu yang seperti ini dapat disebut dengan depresi peripartum atau pasca melahirkan.
Ini merupakan kondisi medis yang serius, menyebabkan ibu merasa sedih yang ekstrim, tidak peduli, kecemasan, perubahan energi, dan kehilangan nafsu makan.
Depresi pasca melahirkan berisiko bagi ibu dan bayinya. Sedihynya sekitar 1 dari 7 wanita diketahui mengalami kondisi ini.
Satu hal yang harus diketahui, baby blues dan depresi pasca melahirkan merupakan dua hal yang berbeda, meskipun keduanya dialami oleh ibu yang baru melahirkan.
Baby blues dialami oleh sekitar 70 persen ibu baru dan ini merupakan gangguan yang berlangsung singkat 2-3 hari, tidak menganggu keseharian, dan tak memerlukan penanganan medis.
Tapi depresi pasca melahirkan dapat melemahkan fisik dan emosional ibu selama berbulan-bulan bahkan lebih.
Sehingga diperlukan perawatan yang tepat bagi ibu dan buah hati, agar bisa melewati fase ini.
Baca Juga: Bernyanyi Ternyata Bisa Cepat Atasi Depresi Pasca Melahirkan, Studi
Jika tidak mendapat penanganan baik dan tepat, depresi yang terjadi setelah melahirkan, dapat menimbulkan dampak yang panjang bagi dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti menganggu ikatan antara ibu dan si kecil, menimbulkan masalah makan pada bayi, hingga menganggu kemampuan kognitifnya.
Source | : | Mayo Clinic,American Psychiatric Association,Pregnancy Birth and Baby |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar