GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 nampaknya tidak akan berakhir di 2022.
Demikian yang disampaikan Bos Pfizer, Nanette Cocero,seperti dilansir dari laman cnbcindonesia.com (20/3/2022).
Alih-alih berakhir di 2022, Presiden Global Pfizer Vaccines tersebut meramal pandemi Covid-19 baru akan selesai 2 tahun lagi atau pada 2024 mendatang.
Jika ramalan ini benar, maka pandemi Covid-19 akan berakhir tepat di tahun pemilihan umum (pemilu) nasional yang digelar di Indonesia.
Meski pandemi Covid-19 bisa berakhir dan menjadi endemi, Cocero yakin bahwa Covid-19 akan bertransmisi menjadi endemi alias tidak akan hilang sama sekali dari Bumi.
Endemi sendiri merupakan tahapan saat pandemi berakhir namun bukan berarti virus Covid-19 menghilang.
Tahapan ini terjadi jika saat penyakit menular terjadi di wilayah atau musim tertentu saja.
Akan tetapi, endemi baru bisa terjadi jika mayoritas penduduk dunia sudah memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.
Kekebalan ini membuat manusia menjadi lebih kuat dan siap menghadapi Covid-19 layaknya penyakit biasa.
Baca Juga: Hati-hati, Punya Komorbid Berisiko Tinggi Alami Reinfeksi Covid-19
"Kami percaya Covid-19 akan bertransisi ke keadaan endemi, berpotensi pada tahun 2024," kata Cocero, dikutip CNBC Internasional, Minggu (20/3/2022).
Disisi lain, Peneliti Pfizer Mikael Dolsten memprediksi pandemi akan berakhir apabila vaksin terdistribusi merata ke berbagai negara terutama di wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah.
"Kapan dan bagaimana tepatnya ini terjadi akan tergantung pada evolusi penyakit, seberapa efektif vaksin dan perawatan, serta distribusi vaksin yang adil ke tempat-tempat di mana tingkat vaksinasi rendah," kata Dolsten.
Selain distribusi vaksin, varian Covid-19 juga menjadi penentu dari nasib pandemi.
Dolsten menambahkan, perubahan tahapan dari pandemi ke endemi akan berbeda waktunya di tiap wilayah.
Sejak pandemi Covid-19 menyebar dua tahun lalu, sudah banyak varian yang hadir.
Termasuk Delta yang menyebabkan kenaikan kasus cukup signifikan di dunia termasuk Indonesia pertengahan tahun lalu.
Selain itu varian omicron juga teridentifikasi sejak November lalu.
Indonesia diketahui penyebarannya cukup masif, bahkan membuat kasus harian juga kembali mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Protokol Kesehatan Baru Sekolah Tatap Muka Rekomendasi IDAI, Mulai dari Persiapan
Melihat penjelasan tersebut tentu sebagai masyarakat yang baik penting untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus Covid-19 ini semakin luas.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 lenkap, jangan lupa juga untuk selalu merapkan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
Apalagi penularan virus Covid-19 sampai saat ini sangat sulit untuk diprediksi.
Semua orang kini bisa terkena Covid-19 kapan dan dimana saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut laman who.int (9/7/2020), virus Covid-19 dapat menular lewat beberapa cara.
Misalnya melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Kemudian seseorang juga dapat terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya untuk yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, segera ikut vaksinasi.
Kemudian untuk mencegah penularan Covid-19 mulailah disiplin menjalankan prokes.
Prokes disini seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi).(*)
Baca Juga: 1,5 Tahun Lagi Indonesia Masuk Era Endemi Covid-19, Menkes: Presiden Sudah Menyiapkan Skenario
Source | : | Who.int,Cnbcindonesia.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar