"Hujan ekstrem meningkat di beberapa wilayah, di DKI 2020 mencapai 377 mm per hari, di DIY di 2017 mencapai 364 mm dalam satu hari. Dan di Kalimantan Selatan mencapai 270 mm," tutur Dwikorita Karnawati.
Banjir dan Hilangnya Es di Puncak Jayawijaya
Banjir yang disebabkan curah hujan tinggi ini juga disebutkan BMKG semakin bertambah kandungan asam PH dalam air hujannya.
"Banjir di Jakarta, menunjukkan data frekuensi banjir meningkat pada dekade terakhir bersamaan dengan curah hujan ekstrem. Hujan yang terjadi 700 tahunan menjadi hujan 100 tahunan atau ada peningkatan 7 kali lipat. Air hujan yang turun juga semakin asam PH-nya," papar Dwikorita Karnawati.
Lebih mengenaskan lagi, Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya memprediksi bahwa es yang berada di Puncak Jayawijaya, Papua akan punah pada 2025.
Hal tersebut disampaikannya setelah mengungkap penelitian BMKG bahwa terjadi penyusutan gunung es di Puncak Jaya.
"Penyusutan gunung es puncak Jayawijaya yang diteliti oleh BMKG, diprediksi tahun 2025 es itu sudah punah, sudah tidak ada di Puncak Jaya Wijaya lagi," kata Dwikorita dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, Senin (21/3/2022).
Baca Juga: Waspada Long Covid Pada Anak, Ini 5 Gejala yang Paling Sering Muncul
Menurut penelitian BMKG, saat ini hanya tersisa 1 persen area es di puncak Jayawijaya, Papua.
"Dan saat ini kondisinya tinggal 1 persen area es di Puncak Jaya dari 200 kilometer persegi, sekarang tinggal 2 kilometer persegi," jelasnya.
Dampak Perubahan Iklim Ekstrem Pada Kesehatan Manusia
Kejadian-kejadian yang dipaparkan Dwikorita sungguh memprihatinkan.
Source | : | Http://ditjenppi.menlhk.go.id-suhu,Kompas.com-suhu |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar