GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 di Indonesia diketahui sudah mulai melandai dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data covid19.go.id hingga Rabu (23/3/2022), jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 6.376 penambahan dari total sebelumnya 5.974.646 kasus.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 5.981.022 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada 19.209 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 5.658.238 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 5.639.029 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 159 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 154.221 orang dari yang sebelumnya sebanyak 154.062 orang.
Melihat data tersebut, rupanya pandemi Covid-19 di Indonesia berpotensi menjadi endemi.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Baca Juga: Jika Ingin Mudik Lebaran 2022, Masyarakat Harus Segera Vaksin Booster
Menurut Budi, ada tiga indikator pandemi Covid-19 di Indonesia bisa beralih menjadi endemi.
Indikator tersebut merujuk pada panduan yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Budi mengatakan, tiga indikator itu adalah:
1. Jumlah kasus baru paling banyak 20 kasus per 100 ribu penduduk;
2. Jumlah pasien dirawat di rumah sakit sebanyak lima pasien per 100 ribu penduduk; dan
3. Jumlah kematian satu per 100 ribu penduduk selama enam bulan berturut-turut.
"Kalau kita memenuhi tiga kriteria ini sekaligus antara tiga sampai enam bulan berturut-turut, dari sisi kesehatan itu adalah indikator bahwa kita sudah bisa masuk endemi," ungkap Budi.
Budi mengaku mendapat masukan dari para epidemiolog, agar ada indikator lain yang dimasukkan. Yakni, reproduction rate atau laju penularan Covid-19 yang harus di bawah 1 selama enam bulan.
"Jadi kalau Maret bisa di bawah 1, kita tarik enam bulan dari Maret, kalau mudah-mudahan tidak ada varian baru, ya mudah-mudahan bisa kita atasi," bebernya.
Baca Juga: Inilah Obat Covid-19 yang Bisa Netralkan Subvarian Omicron, Produksi AstaraZeneca
Meski begitu, Budi mengingatkan, selain kesehatan, faktor sosial, politik, ekonomi, dan budaya juga akan menjadi pertimbangan dalam menentukan status endemi.
Sebab, transisi situasi pandemi ke endemi berkaitan dengan kesadaran dan kesiapan masyarakat.
Ia pun menyebut peta indikator menuju endemi tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi.
"Perubahan itu terjadi, kalau kita amati dari sejarah pandemi umat manusia, adalah pada saat umat manusia secara individu sudah sadar risikonya, dan sudah bisa menangani ini semua," jelas Budi.(*)
Baca Juga: Setelah China Indonesia Negara dengan Beban Penyakit Tuberkulosis Terbesar di Dunia
Source | : | Who.int,Warta Kota |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar