GridHEALTH.id - Ketahuilah, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) beserta WHO 2015, setiap tahunnya di dunia angka gangguan pada lambung atau gastritis mencapai 1,8-2,1 juta kasus per tahun.
Ketahuilah, gangguan lambung atau yang dikenal dengan istilah dispepsia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas karena asam lambung atau maag.
Mereka yang mempunyai riwayat maag, di bulan Ramadan ini, menurut Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP, di Dokter UNAIR TV (2/4/2022), baiknya ikut berpuasa.
Ketahuilah, jelas Prof Ari dari FK UI, "kebanyakan orang-orang menderita penyakit maag adalah maag fungsional. Maka saat berpuasa pola makan menjadi lebih teratur, yaitu pada sahur dan berbuka,” ujar Prof Ari.
Lebih lanjut, Prof Ari menjelaskan bahwa angka kejadian maag fungsional mencapai 60-70 persen. Penyebab yang sering ditemukan adalah ketidakteraturan pola makan.
Tapi jika memgalami kondisi maag akut, ditandai dengan muntah-muntah dan nyeri yang cukup hebat, baiknya konsultasi ke dokter, sebelum ikut puasa Ramadan.
Selain itu, penderita maag saat ikut menjakankan ibadah puasa Ramadan, wajib memerhatikan 9 hal berikut ini, dilansir dari RS Islam Surabaya-A.Yani (11/05/2019)
1. Segera berbuka saat tiba waktunya
Penderita maag dianjurkan untuk segera berbuka puasa setelah menahan makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena perut seorang penderita maag harus segera terisi setelah hampir seharian berpuasa.
Baca Juga: Berpuasa Pada Saat Hamil di Trimester Dua Dapat Menurunkan Risiko Diabetes Gestasional
2. Makan makanan secara perlahan
Walaupun penderita maag dianjurkan untuk segera berbuka, mereka tak boleh langsung terburu-buru saat makan. Penderita maag disarankan untuk berbuka puasa dengan mengonsumsi makanan secara perlahan.
Source | : | Unair-puasa,RSIS-maag |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar