GridHEALTH.id - Masih teringat ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali menyatakan Covid-19 sebagai pandemi di 30 Januari 2020, sebulan setelah virus menyerang Wuhan, China.
Kemarin pada 13 April 2022 mengumumkan kematian akibat virus SARS-CoV-2 ini mencetak rekor terendah sejak dua tahun.
"Level terendah sejak 30 Maret 2020," demikian ungkap WHO dalam laporan mingguannya, dikutip dari CNBC.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penurunan kematian akibat Covid-19 adalah kabar baik, tetapi beberapa negara masih mengalami lonjakan kasus.
Oleh sebab itu WHO menegaskan Covid-19 masih berstatus pandemi karena faktanya kematian Covid-19 dunia selama sepekan hingga 10 April 2022 masih tercatat sebanyak 22 ribu kasus.
Akibatnya, komite WHO pekan ini setuju jika Covid-19 tetap berstatus darurat kesehatan masyarakat atau pandemi.
Setiap wilayah melaporkan penurunan kasus dan kematian, menurut pembaruan epidemiologi terbaru WHO.
Dunia mencatat 7,3 juta infeksi baru dalam sepekan terakhir per 10 April, turun 24% dari minggu sebelumnya dan level terendah sejak akhir Desember 2021 ketika varian Omicron yang sangat menular melanda dunia.
Namun, subvarian omicron BA.2 yang bahkan lebih menular telah memicu wabah baru di Eropa dan China dan kini semakin meningkat di AS.
Baca Juga: 3 Jenis Skincare Ini Jadi Produk Wajib Perawatan Wajah Untuk Lansia
Sementara Eropa sebagian besar telah melaporkan gelombang BA.2, China memerangi wabah terburuknya sejak 2020. China telah menempatkan sebagian besar Shanghai, yang melibatkan sekitar 25 juta orang 'terkunci' di rumahnya akibat kebijakan lockdown.
Source | : | CNBC,WHO |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar