GridHEALTH.id - Kasus hepatitis akut yang ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO kini menjadi perhatian masyarakat dunia, juga di Indonesia.
Masyarakt Indonesia kini seolah tak mau ketinggalan update prihal informasi hepatitis akut.
Nah, supaya tidak salah membaca informasi berita yang beraneka ragam mengenai hepatitis akut, baiknya pahami apa itu hepatitis akut hingga fakta data hepatitis di Indonesia.
Untuk diketahui, hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus yaitu:
* virus hepatitis A (HAV)
* virus hepatitis B (HBV)
* virus hepatitis C (HCV)
* virus hepatitis D (HDV) dan
* virus hepatitis E (HEV).
Baca Juga: 6 Zat Kimia yang Terkandung dalam Tembakau dan Dampaknya Bagi Tubuh
Ada juga virus lain yang sebabkan hepatitis, yaitu ditularkan pascatransfusi.
Seperti virus hepatitis G dan virus TT, yang telah dapat diidentifikasi sehingga tetapi tidak menyebabkan hepatitis.
Adapun virus hepatitis yang menyerang manusia adalah virus RNA, kecuali virus hepatitis B, yang
merupakan virus DNA.
Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat molecular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam gejala klinis dan perjalanan penyakitnya.
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari asimtomatik sampai yang sangat berat
yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan kematian.
Selain itu, gejala juga bisa bervariasi dari infeksi persisten subklinis sampai penyakit hati kronik
progresif cepat dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umum ditemukan pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah (HBV, HCV, dan HDV).
Nah, hepatitis akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.
Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya.
Banyak episode hepatitis dengan klinik anikterik, tidak nyata atau subklinis.
Baca Juga: Situasi RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Pasca Libur Lebaran 2022, Nakes Siaga Penuh
Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten.
Fakta Data Hepatitis di Indonesia
* Hepatitis A
Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%.
Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan di bawah standar.
Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah memiliki antibody anti-HAV pada usia 5 tahun.
Sebagian besar infeksi HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyakan asimtomatik atau sekurangnya aniktertik.
* Hepatitis B
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi.
Baca Juga: Ada 4 Wabah Penyakit Selain Covid-19 yang Dituding Konspirasi, Padahal Nyata Adanya
Di negara-negara Asia diperkirakan bahwa penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan jawaban atas prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi.
Hampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HBeAg positif akan terkena infeksi pada bulan kedua dan ketiga kehidupannya.
Adanya HbeAg pada ibu sangat berperan penting untuk penularan. Walaupun ibu mengandung HBsAg positif namun jika HBeAg dalam darah negative, maka daya tularnya menjadi rendah.
Data di Indonesia telah dilaporkan oleh Suparyatmo, pada 1993, bahwa dari hasil pemantauan pada 66 ibu hamil pengidap hepatitis B, bayi yang mendapat penularan secara vertical adalah sebanyak 22 bayi (45,9%).
* Hepatitis C
Prevalensi anti-HCV pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan angka di antara 0,5%-3,37%.
Sedangkan prevalensi anti HCV pada hepatitis virus akut menunjukkan bahwa hepatitis C (15,5%-46,4%) menempati urutan kedua setelah hepatitis A akut (39,8%-68,3%).
Urutan ketiga ditempati oleh hepatitis B (6,4%-25,9%).
* Hepatitis D
Baca Juga: Ditemukan 18 Kasus di 5 Wilayah yang Diduga Hepatitis Akut Misterius
Untuk hepatitis D, walaupun infeksi hepatitis ini erat hubungannya dengan infeksi hepatitis B, di Asia Tenggara dan Cina infeksi hepatitis D tidak biasa dijumpai pada daerah dimana prevalensi
HBsAg sangat tinggi.
Laporan dari Indonesia pada tahun 1982 mendapatkan hasil 2,7% (2 orang) anti HDV positif dari 73 karier hepatitis B dari donor darah.
Pada 1985, Suwignyo dkk melaporkan, di Mataram, pada pemeriksaan terhadap 90 karier hepatitis B, terdapat satu anti HDV positif (1,1%).
* Hepatitis E
Hepatitis E (HEV) di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Sintang, Kalimatan Barat, yang diduga terjadi akibat pencemaran sungai yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Didapatkan HEV positif sebanyak 28/82 (34,1%).
Boom kedua terjadi pada 1991, hasil pemeriksaan menunjukkan HEV positif 78/92 orang (84,7%).
Di daerah lain juga ditemukan adanya HEV seperti di kabupaten Bawen, Jawa Timur. Pada saat terjadi letupan tahun 1992, ditemukan 2 kasus HEV dari 34 sampel darah.
Dari rumah sakit di Jakarta ditemukan 4 kasus dari 83 sampel.(*)
Baca Juga: Inikah Hepatitis Autoimune yang Dimaksud Dokter Tifa? Peningkatan CD8 Akibat Vaksin Covid-19?
Artikel ini dilansir dari Tinjauan Pusataka "Hepatitis" yang ditulis oleh Heri Wahyudi dan dr. Tjok Istri Anom Saturti,SpPD, dari BAGIAN/SMFILMU PENYAKIT DALAM FK UNUD/RSUP SANGLAH
Source | : | FK UNUD RSU Sanglah-Hepatitis |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar