GridHEALTH.id - Artis peran juga penyanyi Marshanda kembali curhat mengenai kondisi kesehatannya.
Setelah sebelumnya mengaku mengidap bipolar, kini dirinya mengaku idap tumor payudara.
Sekedar mengingatkan, Marshanda sempat menyebut kerap merasakan kesulitan menghadapi bipolar disorder dalam dirinya.
"Susah banget untuk stabil. Jadi kalau orang bipolar itu fluktuasi yang high banget, over happy, sangat berenergi, over sensitif, banyak ide, terus omongnya jadi cepat. Itu kalau yang lagi tinggi, namanya mania," kata Marshanda saat berbincang dengan Ashanty dalam YouTube NGOBROL ASIX.
Untuk mengatasi bipolar yang diidapnya, Marshanda sampai melakukan pengobatan ke Amerika Serikat.
Penting diketahui, gangguan bipolar bersifat episodik ternyata lebih berisiko dialami wanita dibanding pria.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood lainnya Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K).
Hal ini karena wanita mengalami siklus mood dalam hidupnya yang bisa berubah tergantung hormon estrogennya.
"Wanita mengalami masa haid, hamil, melahirkan hingga menopause. Hormon estrogen berperan besar sehingga wanita lebih banyak mengalami bipolar dibanding pria," kata Nurmiati yang ditemui dalam acara Seminar Gangguan Bipolar dalam Kaitannya dengan pemakaian Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya di Hotel JW Marriott, dikutip dari Kompas (18/06/2014).
Baca Juga: Perut Buncit Ciri Wanita Mengalami Kista Ovarium, Ini Gejalanya
Angka kematian akibat gangguan bipolar 2-3 kali lebih tinggi daripada skizofrenia dan angka kematian ini meningkat terkait dengan komorbiditas penggunaan zat dan penyakit medis lainnya, tetapi penyebab kematian terbanyak akibat bunuh diri.
Kini, belum lama, Marshanda tanpa ragu dan bimbang curhat jika menderita tumor payudara.
Katanya, dirinya sudah setahun mengidap tumor payudara.
Untuk itulah dirinya ke Singapura, demi bisa ikhtiar terbaik.
Dalam ikhtiarnya itu Marshanda lantas membicarakan tentang kematian.
Marshanda mengatakan, ia siap menerima takdir tersebut meskipun tetap berikhtiar untuk sembuh.
"Kalau gue mati habis gue bikin live ini, gue enggak apa-apa. Gue minta, if I am really gonna die, tenang gue ikhtiar tapi tawakal," ucap Marshanda, dikutip Kompas.com dari kanal YouTube MARSHED, Senin (30/5/2022).
"Jadi, gue bukan tipe pasrah enggak ngapa-ngapain, enggak gitu. Makanya, gue ke Singapura karena aku mau berjuang," kata Marshanda menyambung ucapannya.
Sebelum kemungkinan buruk itu terjadi, Marshanda mengaku bahwa ia ingin melakukan beberapa hal, termasuk bertemu sang ayah.
Baca Juga: Kenapa PDSI Didukung KKI, Sementara MK Hanya Mengakui Keberadaan IDI?
"Gue ingin bisa pergi ketemu bokap gue, sebelum gue kenapa-kenapa. Makanya, gue ke Singapura tujuannya untuk mencari tahu apakah gue masih punya harapan berumur panjang atau tidak," tuturnya.
"Gue sudah bertanya sama om gue, mantan suami gue, kalau misal kita sudah mau meninggal yang disebut 'La Ilaha illallah, iya kan?' So I'm prepared, gue bawa mukena, sejadah ke Singapura," kata Marshanda.
Melansir dari Mayo Clinic, kemungkinan tumor payudara disebabkan oleh interaksi kompleks susunan genetik dan lingkungan .
Dokter memperkirakan bahwa sekitar 5-10% tumor payudara terkait dengan mutasi gen yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam sebuah keluarga.
Sejumlah gen bermutasi yang diwariskan yang dapat meningkatkan kemungkinan tumor payudara telah diidentifikasi.
Yang paling terkenal adalah gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA2), yang keduanya secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium.
Pada gejala awal, nyeri di bagian payudara sering kali dikaitkan dengan tumor payudara. Tapi pada kebanyakan kasus gejala awal tumor payudara:
- Perubahan bentuk puting.
- Sakit payudara yang tidak hilang setelah menstruasi berikutnya.
Baca Juga: Healthy Move, Membakar Lemak Perut dengan Latihan Menggantung Kaki
- Benjolan baru yang tidak hilang setelah periode berikutnya.
- Keluarnya cairan dari satu payudara yang jernih, merah, coklat, atau kuning.
- Kemerahan yang tidak dapat dijelaskan, pembengkakan, iritasi kulit, gatal, atau ruam pada payudara.
- Pembengkakan atau benjolan di sekitar tulang selangka atau di bawah lengan.
- Area sekitar puting menebal hingga mengelupas.(*)
Baca Juga: Polemik Pelabelan BPA pada Air Minum Kemasan Galon, Benarkah Polikarbonat Tidak Aman?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar