GridHEALTH.id - Mengupayakan kesembuhan melalui penggunaan obat adalah hal lumrah yang dilakukan oleh orang sakit.
Akan tetapi, tidak semua obat dapat digunakan dengan sembarangan tanpa adanya resep dokter, seperti obat imunosupresan.
Imunosupresan merupakan obat yang biasa digunakan oleh penderita penyakit autoimun dan orang yang baru saja melakukan transplantasi organ.
Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga obat ini termasuk ke dalam golongan obat penekan.
Dirangkum dari Healthline (09/01/2018) berikut jenis penyakit, cara kerja, efek samping yang terkait dengan penggunaan obat imunosupresan:
1. Penyakit Autoimun
Orang dengan penyakit autoimun dikenal dengan kecenderungan di mana sistem kekebalan akan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Oleh karena itu, penggunaan obat imunosupresan yang berfungsi menekan, diharapkan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi dampak dari penyakit ini.
Beberapa jenis penyakit autoimun yang diobati dengan obat imunosupresan adalah lupus, artritis reumatoid, psoriasis, penyakit crohn, sklerosis ganda, alopecia areata.
Baca Juga: Ini Alasannya Pengidap Autoimun Tak Boleh Terima Vaksin Covid-19
2. Transplantasi Organ
Setelah melakukan transplantasi organ, mulai dari jantung, hati, dan ginjal, dokter akan mengharuskan pasien untuk meminum obat imunosupresan.
Pemberian obat ini membantu tubuh untuk melemahkan sistem kekebalan agar dapat mengurangi reaksi berlebih tubuh terhadap organ yang baru ditransplantasi.
Organ yang baru saja ditransplantasikan ke dalam tubuh harus dijaga kesehatannya dan bebas dari kerusakan, sehingga transplantasi bisa berjalan dengan baik.
Tubuh biasanya akan bereaksi dan melihat organ baru yang ditransplantasikan dianggap sebagai benda asing dan berakibat pada penyerangan yang berisiko pada kerusakan dan pengangkatan kembali organ.
Kategori Imunosupresan
Obat imunosupresan juga terdiri dari beberapa kategori, antara lain:
- Kortikosteroid
- Inhibator janus kinase
- Inhibator kalsineurin
- Inhibator mTOR
- Inhibator IMDH
- Biologis
- Antibodi monoklonal
Tidak menutup kemungkinan dokter akan merekomendasikan lebih dari satu jenis imunosupresan dalam satu kali pemakaian.
Pemberian jenis-jenis obat imunosupresan bergantung pada kondisi dan penanganan dari setiap pasien.
Bentuk dari obat imunosupresan juga bermacam-macam, mulai dari tablet, kapsul, cairan, dan suntikan.
Pemakaian bentuk obat juga akan ditentukan oleh dokter berdasarkan efek samping yang paling sedikit dan tidak berbahaya.
Efek Samping Imunosupresan
Efek samping dari penggunaan obat ini juga sangat bervariasi, tetapi tetap membawa risiko infeksi yang serius.
Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Dilarang Dikonsumsi Setelah Minum Obat, Khasiat Bisa Hilang
Infeksi ini diakibatkan dari pelemahan sistem kekebalan tubuh yang diberikan oleh obat ini, sehingga ketahanan tubuh menurun dan lebih memungkinkan untuk terserang infeksi.
Beberapa gejala infeksi yang mungkin timbul dan memerlukan penanganan dokter, antara lain:
-Demam atau kedinginan
-Sulit atau pun sering buang air kecil
-Nyeri saat buang air kecil
-Rasa sakit yang timbul di sisi punggung bawah
-Kelelahan yang tidak biasa
Obat imunosupresan juga memberikan efek berbeda bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti alergi terhadap obat tertentu, riwayat herps zoster atau cacar air, atau pun penyakit ginjal dan hati.
Bagi ibu hamil dan menyusui, penggunaan obat ini dapat berisiko lebih ringan, tetapi juga tetap memiliki risiko bayi cacat lahir dalam beberapa kasus.(*)
Baca Juga: Gejala Infeksi Polio, Penyakit yang Menyebabkan Kelumpuhan Permanen
Source | : | Healhtline |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar