GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu sempat heboh kasus private party di Depok, Jabar, yang digrebek Polisi Polda Metro Jaya menggerebek pesta di rumah tersebut pada Minggu (5/6/2022) dini hari sekira pukul 00.30 WIB.
Menurut banyak pemberitaan, private party tersebut digelar ratusan remaja di rumah kawasan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat.
Terkait acara private party ini, pihak Polres Metro Depok mengatakan peserta berasal dari berbagai daerah, bahkan ada pula yang berasal dari luar Jakarta.
“Macam-macam ya (daerah asal peserta), ada juga yang dari luar Jakarta,” terang Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno dikutip dari Tribun Jakarta.
Lebih lanjut, Yogen mengungkapkan acara ini memang dihadiri oleh ratusan orang tetapi untuk jumlah pastinya dia tidak mengetahui.
Ia pun menepis bahwa acara ini adalah pesta bikini seperti cerita yang beredar di masyarakat.
“Mengenakan pakaian, enggak ada yang pakai bikini,” tuturnya.
terkait dugaan alat kontrasepsi bakal digunakan untuk pesta seks, Yogen menegaskan pihaknya belum mengetahui secara persis.
“Kita belum tahu persis kelanjutan klarifikasi dari Intel Polda, namun memang pada saat itu ditemukan belum digunakan masih utuh 10 kotak, kita amankan juga,” jelasnya.
Mengenai private party yang menggegerkan tersebut, ternyata private party semacam itu banyak di gelar di kota besar di Indonesia.
Bahkan menurut Moammar Emka private party seperti yang terjadi di Depok, terjadi setiap hari, bahkan setiap jam, dengan pengelolaan profesional maupun nonprofesional.
Kita tahu Moammar Emka adalah penulis buku ‘Jakarta Undercover’, yang mengetahui betul dunia malam dan esek-esek ibu kota.
“Private party itu terjadi setiap hari, bahkan setiap jam. Tapi, ada yang membuat party secara profesional, dan ada yang nonprofesional,” jelas Moammar Emka, dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (7/6/2022)..
Tapi menurutnya memang ada juga private party yang sifatnya hanya sekadar private party biasa, tanpa adegan seksi atau narkoba, tapi ada juga yang lebih dari itu.
“Jadi ada party biasa-biasa saja, hanya sekadar ada minuman beralkohol. Tapi ada juga yang di dalamnya melibatkan ada alkoholnya, ada narkobanya, ada party seks-nya,” tegasnya.
Hal itu, lanjut Moammar, diketahui dalam perjalanannya menulis buku 'Jakarta Undercover'.
Bahkan, kata dia, selama masa pandemi Covid-19, private party semacam itu masih digelar, hanya saja memang volumenya berkurang.
“Tapi ada beberapa kemudian yang memilih jalan sendiri, membuat party private, di perumahan, apartemen, dan lain-lain,” tuturnya.
Baca Juga: Cacar Monyet Tembus 1.000 Kasus di Dunia, CDC Sarankan Pakai Masker?
Pastinya yang harus kita ketahui, private party semacam itu tidak jauh dari narkotika, seks bebas, juga alkohol.
Padahal kita tahu semua zat yang dilarang oleh undang-undang di Indonesia tersebut merusak kesehatan.
Begitu juga dengan seks bebas, risikonya besar bagi kesehatan.
Penularan penyakit infeksi mematikan dan tidak ada obatnya banyak terjadi dari seks bebas, apalagi sesama jenis.
Sedangkan minuman beralkohol, jelas merugikan bagi kesehatan, apalagi jika diminum sampai menimbulkan efek memabukan.
Seseorang bisa hilang kesadaran, juga hati-hati, organ hati peminum alkohol berisiko rusak dan terkena infeksi mematikan.(*)
Baca Juga: Wanita Ini Haid Tiga Kali Sebulan Gegara Adenomiosis, Apa Itu?
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar