Namun menurut Slade laki-laki dengan penis dengan pendek tidak perlu khawatir tentang kesuburan untuk saat ini.
"Masih harus ditentukan apakah ada cut-off panjang penis yang berbeda dan akan memprediksi infertilitas yang lebih parah," katanya.
Mengenai penelitian tersebut, Sheena Lewis, seorang profesor di Queen's University di Belfast adalah salah satu ahli yang mengkritik penelitian tersebut.
Dirinya mengingat bahwa temuan tersebut masih prematur.
"Satu hal yang membuat takut laki-laki adalah ukuran itu penting. Untuk sekarang mengatakan mereka memiliki kesempatan lebih kecil menjadi seorang ayah bukanlah pesan yang baik," paparnya.
Ternyata ini bukan studi pertama untuk mencari korelasi antara ukuran genital dan kesuburan.
Selama beberapa tahun terakhir, penelitian telah meneliti peran jarak anogenital atau AGD, yang merupakan jarak dari titik tengah anus ke genitalia.
Baca Juga: Inilah Bahan Galon Air Minum Kemasan yang Aman dan Biasa Digunakan
Menurut sebuah studi 2011, laki-laki yang AGD lebih rendah dari panjang rata-rata - diperkirakan sekitar 2 inci (52 mm) - memiliki tujuh kali lebih mungkin menjadi sub-subur daripada mereka dengan AGD yang lebih panjang.
"Jika seseorang memiliki AGD pendek, terutama jika mereka memiliki masalah hamil, saya akan mengatakan mendapatkan dokter infertilitas karena kemungkinan besar bahwa ada sesuatu yang salah," co-penulis Shanna Swan menyatakan pada tahun 2011.
Penting untuk dicatat bahwa AGD pengukuran tidak hanya dipengaruhi oleh panjang penis tetapi juga faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh.
Dalam laporan yang dirilis pada 2017, didapatkan data tingkat kesuburan pada laki-laki barat hampir separuhnya dalam empat dekade terakhir.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar