Mengapa gonta-ganti pasangan berisiko penyakit infeksi?
Ini karena, rata-rata penyakit infeksi menular seksual tidak menimbulkan gejala.
Seseorang yang terinfeksi baru akan merasakan gejalanya, ketika penyakit infeksi yang dialaminya sudah lebih lanjut.
Jadi, ketika melakukan hubungan intim terutama tidak menggunakan pengaman, seperti kondom, virus, bakteri, hingga jamur dapat berpindah.
Melansir Guttmacher Institute, seseorang yang hanya bercinta dengan satu pasangan pun juga secara tidak langsung mempunyai risiko terinfeksi karena tindakan pasangannya.
Contohnya, jika seseorang berkomitmen hanya bercinta dengan satu orang, tapi pasangannya malah sering berganti-ganti pasangan seks, maka ada kemungkinan ia akan tertular.
IMS sangat merugikan pengidapnya, karena dapat menyebabkan nyeri panggul, peradangan mata, masalah pada kehamilan, radang sendi, penyakit jantung, dan ketidaksuburan.
Bahkan jika seseorang terinfeksi HPV, berisiko mengalami kanker seperti kanker serviks dan dubur, dilansir dari Mayo Clinic.
Baca Juga: Setelah Melakukan Seks Wajib Bersihkan Organ Intim, Hindari Iritasi
Lantas, cara apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi menular seksual?
Tidak gonta-ganti pasangan seks adalah cara utama untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi seksual. Selain itu, bisa juga melakukan cara berikut ini.
1. Melakukan vaksinasi, seperti vaksin HPV, hepatitis A, dan hepatitis B
2. Gunakan alat kontrasepsi atau kondom dengan benar saat bercinta
3. Rutin melakukan pemeriksaan, agar memastikan bersih dari penyakit IMS.(*)
Baca Juga: Vagina Kering Berbahaya Jika Terjadi pada Usia Muda, Ini Penyebabnya
Source | : | Mayo Clinic,who.int,Guttmacher Institute |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar