Tapi, tes PCR ulang bisa menunjukkan hasil positif karena beberapa alasan sehingga sulit untuk membedakan antara reinfeksi, reaktivasi, atau penyebab lainnya.
Masa Rawan Reinfeksi Covid-19
Meskipun telah dikaitkan dengan karakteristik biologis COVID-19 dan faktor lain, seperti komorbid, kondisi klinis, penggunaan glukokortikoid, pengumpulan sampel, pasien yang baru menjalani pemeriksaan awal maupun yang menjalani pemeriksaan evaluasi, dan bahkan infeksi bakteri sekunder, atau kemungkinan terjadinya infeksi ulang COVID-19.
Pada salah satu studi menunjukkan bahwa antibodi dan kekebalan bisa bertahan sekitar 40 hari dan ada kemungkinan infeksi ulang atau reaktivasi infeksi laten setelah periode ini.
Oleh karena itu, pemulihan dari COVID-19 mungkin tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi ulang selamanya.
Sebelumnya penelitian yang terkait dengan jenis virus corona manusia lainnya menunjukkan kemungkinan infeksi ulang oleh varian yang lain.
Untuk itu kita harus menjaga kewaspadaan selama masa pemulihan dan mempertimbangkan kemungkinan mutasi genetik.
Baca Juga: Wanita Menopause Bisa Kembali Hamil, Percaya Tidak Percaya Ini Faktanya
Beberapa kasus mungkin menunjukkan hasil tes negatif palsu pada saat pemulangan atau pasien tidak sepenuhnya memenuhi kriteria pemulangan.
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa infeksi ulang juga berpotensi terjadi karena kekebalan tubuh melemah seiring waktu.(*)
Baca Juga: Keracunan Merkuri Tidak Mudah Dideteksi, Bisa Sebabkan Gangguan Penglihatan Hingga Kematian
Source | : | Sardjito.co.id-reinfeksi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar