Subvarian Omicron BA.2.75, pertama kali terdeteksi di India pada Mei lalu.
Para ilmuwan mengatakan subvarian BA.2.75 dapat menular dengan cepat dan lolos dari antibodi vaksin maupun infeksi sebelumnya.
Masih belum diketahui seberapa serius subvarian ini, dibandingkan anak Omicron lainnya, termasuk subvarian Omicron BA.5 yang sedang mendominasi.
"Masih terlalu dini bagi kami untuk menarik terlalu banyak kesimpulan," kata Matthew Binnicker, direktur virologi klinis di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota.
"Tapi sepertinya, terutama di India, tingkat penulwran menunjukkan semacam peningkatan eksponensial," sambungnya dikutip dari NBC Chicago, Selasa (19/7/2022).
Meski disebut dapat mengelabui sistem imun, tapi vaksinas Covid-19 tetap menjadi perlindungan utama mencegah keparahan.
"(Dari) Apa yang telah kita lihat adalah bahwa tingkat orang yang berakhir di rumah sakit dan meninggal telah menurun secara signifikan," ujarnya.
Hal ini karena sudah ada lebih banyak orang yang mendapatkan vaksinasi dosis penuh dan booster atau dosis penguat. (*)
Baca Juga: Menkes Budi Tegas Peringatkan Kondisi Jakarta, Sudah Masuk Level 3, Kasus Harian 1.864 kasus
Source | : | Kompas.com,CNN Indonesia,NBC Chicago |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar