"Mohon doa semuanya, semoga Sopiah Harun Mat Ali bisa secepatnya dipulangkan ke tanah air, sesuai permintaan keluarganya. Usulan kami ke petugas di Arab Saudi sedang dalam proses, semoga panitia haji bisa memaklumi kondisinya," kata Marwiyah Amin kepada, dilansir dari Lampungpro.co, (19/7/2022).
Hanya saja penyakit yang diderita Sopiah baru terdeteksi Tim Kesehatan Indonesia setelah berada di Arab Saudi.
Awalnya ada keluhan sakit di ujung ibu jari kaki kanan.
Setelah diperiksa intensif oleh dokter yang bertugas, ternyata Sopiah mengidap diabetes.
"Karena bengkak di ujung ibu jari kaki kanan, lalu dokter konsultasi ke pihak keluarga, setelah mendapatkan izin akhirnya diamputasi. Perkembangan terakhir setelah menjalankan ibadah haji, rupanya ibu jari kaki kanannya juga membengkak, akhirnya tim dokter memutuskan mengampustasi di bagian mata kakinya," ujar Marwiyah.
Tim dokter Indonesia melakukan ampitasi Sopiah tentu ada alasan kuat.
Dilansir dari WebMD (8/2/2021), penyandang diabetes berisiko lebih tinggi mengalami banyak masalah kesehatan terkait, termasuk amputasi kaki.
Baca Juga: Ibu PKK Garda Depan Berantas Masalah Malnutrisi di Indonesia
Sebab diabetes terkait dengan dua kondisi lain yang meningkatkan kemungkinan amputasi kaki, yakni penyakit arteri perifer (PAD) dan neuropati diabetik.
PAD dapat mempersempit arteri yang membawa darah ke kaki, pada akhirnya lebih mungkin terkena bisul (luka terbuka) dan infeksi.
Karena PAD pula penyandang diabetes tidak memiliki sirkulasi darah yang baik. Kondisi tersebut bisa membuat luka infeksi sulit sembuh.
Sedangkan neuropati diabetik adalah kerusakan saraf. Kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh diabetes dapat merusak saraf dan pembuluh darah di tubuh termasuk area kaki.
Jika saraf rusak, penyandang diabetes mungkin tidak merasakan sakit, panas, dingin, benda tajam, atau gejala bisul atau infeksi lainnya. Ini tentu membahayakan.
Saat penyandang diabetes memiliki neuropati di kaki, mereka tidak akan menyadari meskipun kakinya telah terluka.
Nah, kondisi ini pada akhirnya bisa mendapatkan luka dengan kondisi yang lebih buruk, bahkan luka infeksi.
Jika penyandang diabetes sampai mengalaminya, kondisi itu meningkatkan risiko infeksi serius atau gangren, yang mengacu pada kematian jaringan.
Dalam beberapa kasus yang parah, satu-satunya cara dokter dapat mengobati infeksi atau gangren adalah dengan mengamputasi, atau mengangkat, area yang terkena.
Baca Juga: Mengatasi ISK Seperti yang Dialami Kalina dengan Jus Cranberry, Bisakah?
Amputasi kaki pada penyintas diabetes bisa dicegah.
Dilansir dari Mayo Clinic (23/9/2021), berikut pencegah amputasi kaki yang bisa dilakukan penyandang diabetes sedini mungkin.
1. Periksa kaki setiap hari
2. Cuci kaki setiap hari
3. Jangan menghilangkan kapalan atau luka kaki lainnya sendiri
4. Potong kuku kaki dengan hati-hati
5. Jangan bertelanjang kaki
6. Kenakan kaus kaki yang bersih dan kering
7. Beli sepatu yang pas
Baca Juga: 3 Syarat Penting PTM 100 Persen yang Harus Ditaati Sekolah juga Murid
8. Jangan merokok
9. Jadwalkan pemeriksaan kaki secara teratur.(*)
Baca Juga: Gejala Subvarian BA.2.75, Dirasakan Pasien yang Terinfeksi di Jakarta, Ringan-ringan Semua
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar