GridHEALTH.id - Sistem reproduksi manusia terdiri dari berbagai macam organ yang saling mendukung dan berfungsi dalam pembuahan.
Testis sebagai salah satu bagian dari organ reproduksi pria juga memiliki fungsi tersendiri dengan hasil dari berbagai bagian di dalam testis, oleh karena itu penting untuk mengenali fungsi organ testis dan cara kerjanya dalam proses pembuahan.
Testis termasuk ke dalam organ reproduksi pria bagian luar bersama dengan organ reproduksi pria lainnya seperti penis dan skrotum, letaknya tepat berada di luar rongga perut atau panggul.
Bentuk dari testis adalah oval seukuran buah zaitun yang besar dan terletak di skrotum, kantung kulit longgar yang menggantung di belakang penis dan berfungsi untuk melindungi testis dan sebagai sistem kontrol iklim.
Testis pria berjumlah dua buah yang berada bersampingan, di mana kedua ujungnya diikat oleh struktur yang disebut korda spermatika, berbentuk seperti tali yang membuat testis menggantung pada skrotum.
Salah satu fungsi utama dari testis adalah sebagai organ reproduksi yang bertanggung jawab membuat testosteron, hormon seks utama pria dan memproduksi sperma.
Hormon adalah bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel atau organ dalam tubuh, dan untuk organ reproduksi pada pria selain hormon testosteron pada testis, terdapat juga hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH), keduanya yang akan membantu berperan dalam fungsi sistem reproduksi pria.
Berbeda dengan testosteron yang terletak pada testis, FSH dan LH diproduksi di kelenjar hipofisis, terletak pada dasar otak dan memiliki banyak fungsi dalam tubuh.
FSH mebantu testis untuk memproduksi sperma, yang disebut prosesnya sebagai spermatogenesis, sedangkan LH membantu merangsang produksi testosteron.
Baca Juga: Ukuran Testis Pada Pria Mencerminkan Kesehatan Seksualnya, Studi
Testosteron yang dihasilkan oles testis juga penting dalam pengembangan karakteristik. pria, distribusi lemak, massa tulang, massa dan kekuatan otot, dan dorongan seks.
Sedangkan dalam pembuatan sperma yang normal, testis memerlukan suhu yang lebih dingin dari suhu tubuh, sehingga ada waktunya testis akan mendekatkan diri ke tubuh untuk mendapat kehangatan atau pun menjauhkan diri dari tubuh untuk mendinginkan suhu, kinerja ini dibantu oleh sel-sel di dalam skrotum.
Struktur-struktur yang membentuk testis ini penting dalam penyimpanan sperma sampai cukup matang untuk ejakulasi, selain memproduksinya.
Testis terdiri dalam beberapa anatomi penyusunnya, diantaranya ada tubulus seminiferus yang merupakan tabung melingkar dan penyusun sebagian besar dari bentuk testis keseluruhan, dengan fungsinya dalam proses pembuatan sperma.
Selain itu, ada jaringan di sebelah tubulus yang disebut sel Leydig, berfungsi menghasilkan hormon pria, seperti testosteron dan androgen.
Sperma yang telah dibuat oleh tubulus seminiferus akan mengalir menuju epididimis melalui bantuan dari rete testis, cairan yang membantu sel sperma berjalan dan bergerak untuk dipindahkan ke tubulus eferen, sebelum tiba ke epididimis (tempat penyimpanan sperma hingga matang).
Tubulus eferen merupakan serangkaian tabung yang menghubungkan rete testis ke epididimis, dilapisi oleh silia seperti rambut dengan lapisan otot polos.
Testis juga dikelilingi oleh lapisan jaringan, yaitu ada tunika vaskulosa, tunika albuginea, dan tunika vaginalis.
Inilah anatomi penyusun dalam testis dan cara kerja testis hingga menjalankan fungsinya dengan baik, selain menghasilkan testosteron, sebagai organ reproduksi dari pria.
Baca Juga: Tenang, Penderita Tumor Ganas dan Kanker Testis Masih Bisa Punya Anak Dengan Cara Ini
Source | : | my.clevelandclinic.org |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar