GridHEALTH.id - Cacar monyet kini tengah menjadi isu dunia, tak terkecuali di Indonesia yang belum ditemukan satu pun kasus cacar monyet.
Prihalk penularan cacar monyet Satgas Cacar Monyet IDI telah menjelaskan siapapun bisa terinfeksi.
Mereka yang rentan terinfeksi adalah yang telah kontak erat dengan penderita.
Petinggi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan, dilansir dari Republika.co,id (25/05/2022), kelompok gay dan biseksual lebih berisiko untuk terinfeksi virus monkeypox yang menyebabkan cacar monyet.
Hal ini didasarkan pada temuan kasus-kasus cacar monyet di Eropa yang berkaitan dengan dua acara besar di Spanyol dan Belgia.
"Beberapa kelompok (gay dan biseksual) mungkin memiliki kemungkinan yang lebih untuk terpapar saat ini," jelas ahli epidemiologi CDC dr John Brooks, seperti dilansir FOX News, Rabu (25/5/2022).
Hal senada juga diungkapkan oleh dr David Heymann yang sempat menjabat sebagai pemimpin untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut dr Heymann, wabah cacar monyet yang terjadi di negara-negara Eropa tampak berkaitan dengan aktivitas seksual yang terjadi dalam penyelenggaraan pesta besar di Spanyol dan Belgia.
Sementara itu, dokter spesialis kulit dan kelamin dr Prasetyadi Mawardi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) mengatakan memang ini monkeypox bukanlah kategori penyakit menular seksual.
Baca Juga: Waktu Menstruasi Pasca Melahirkan Berkaitan Erat dengan ASI Eksklusif
"Jelas saat ini belum dikelompokan sebagai penyakit menular seksual," kata dokter Prasetyadi dalam webinar IDI, Selasa (2/08/2022), yang dihadiri oleh GridHEALTH.id.
Adapun kenapa kaum homoseks, lesbi, biseks, lebih berisiko tertular cacar monyet, "Kemungkinan lebih besar kontak erat pada kelompok itu memudahkan transmisi cacar monyet, terutama pada orang homoseksual, misalnya antara kulit ke mukosa, atau anal juga, ini akan memudahkan transmisi monkeypox," jelasnya.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar