GridHEALTH.id - Sebagai seorang ibu menyusui tidak heran jika pemberian ASI menjadi hal yang penting dilakukan.
Terkadang dengan aktivitas ibu yang baru saja memiliki bayi dan harus menyusui, rutinitas pun berubah yang terkadang berdampak juga pada hubungan suami istri, termasuk kegiatan bercinta.
Ibu menyusui akan semakin banyak kontak fisik bersama dengan bayi, akibatnya berkurangnya kontak fisik dengan suami, inilah yang tidak jarang menimbulkan permasalahan pada ibu menyusui saat bercinta.
Kecenderungan yang dihasilkan pun dapat terlihat, bahwa ibu menyusui akan mengalami penurunan hasrat seksual dan penelitian menunjukkan biasanya pasangan akan kembali bercinta setelah sekitar tujuh minggu pasca persalinan.
Permasalahan 1, Faktor Hormon - Faktor yang paling mendasar adalah adanya fluktuasi hormon, di mana selama kehamilan dan menyusui cenderung hormon prolaktin bekerja untuk merangsang payudara dalam memproduksi ASI.
Kadar hormon prolaktin yang lebih dominan akan mengurangi kadar estrogen, hormon untuk gairah seksual wanita, sehingga dapat dikatakan sangat normal jika seorang ibu menyusui memiliki masalah dalam kehidupan bercintanya setelah melahirkan dan saat menyusui.
Kegiatan menyusui dan bercinta pada dasarnya dapat dilakukan bersama, namun yang perlu dilakukan adalah mengubah dan menyesuaikan kembali sesuai dengan kondisi saat ini.
Penting untuk mengatasi permasalahan hormon pada ibu menyusui yang berpengaruh pada hubungan bercinta, caranya adalah mengkomunikasikan semuanya kepada pasangan, agar terbentuk sebuah rasa saling pengertian dan memahami satu sama lain.
Tidak ada cara lain kecuali bersama-sama mengambil jalan keluar, karena tidak ada yang dapat diubah dari perubahan hormon yang terjadi, karena semuanya adalah proses alami.
Baca Juga: Cara Mengobati Sendiri di Rumah Puting Payudara Luka Saat Menyusui
Permasalahan 2, Payudara Sakit dan Bocor - Menjadi hal yang wajar bila seorang ibu hamil merasakan payudaranya sakit saat menyusui, selain karena payudara sedang aktif-aktifnya digunakan oleh bayi untuk menyusui, tubuh seorang ibu juga masih dalam proses pemulihan pasca melahirkan.
Oleh karena itu, biasanya bercinta akan dimulai pada minggu keenam setelah menyusui, karena biasanya di periode waktu ini, ibu menyusui sudah tidak terlalu mengalami rasa sakit.
Selain permasalahan pada payudara yang sakit, biasanya ibu menyusui saat bercinta juga seringkali mengalami kebocoran ASI, karena kondisi payudara yang penuh dengan ASI untuk bayi menjadi mudah bocor saat dirangsang, termasuk saat sedang mengalami orgasme, hal ini juga dipengaruhi oleh adanya hormon oksitosin.
Permasalahan 3, Berkurangnya Rasa Percaya Diri pada Ibu Menyusui - Tidak sedikit dari seorang ibu yang menyusui memasuki tahap tidak percaya diri karena adanya perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan, mulai dari munculnya stretch mark, kaki yang membesar, perut dan payudara yang juga membesar.
Permasalahan 4, Kekeringan Vagina - Kurangnya kadar estrogen dalam tubuh wanita mengakibatkan banyak masalah yang ditimbulkan, salah satunya adalah penurunan aliran darah dan pelumasan alami ke alat kelamin dan ini yang dialami oleh ibu menyusui karena produksi hormon prolaktin lebih besar dibanding estrogen.
Maka tidak heran jika ibu menyusui akan menghadapi permasalahan terkait bercinta salah satunya adalah vagina yang terlalu kering dan disarankan biasanya untuk ibu menyusui menggunakan bantuan pelumas berbahan dasar air.
Inilah empat permasalahan yang umumnya dihadapi oleh ibu menyusui saat akan bercinta.
Komunikasikan yang terbaik mengenai permasalahan-permasalahan ini dengan pasangan untuk mendapat solusi yang sesuai dengan setiap pasangan.
Perlu diingat, jika seorang ibu menyusui masih enggan bercinta, setiap pasangan perlu ingat bahwa keintiman tidak selalu didapat hanya dari bercinta, karena dengan kata-kata manis, perhatian, dan saling menghargai juga bisa menjadi afrodisiak yang efektif bagi ibu menyusui, yang pada fase ini sedang dalam tahap transisi menjadi seorang ibu.(*)
Baca Juga: Dengan Posisi Seks Ini, Sering Melakukannya Tidak Takut Hamil
Source | : | Healthchildren.org,The Bump.com |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar