Belum dijelaskan secara rinci jenis vaksin apa yang akan digunakan di Indonesia. Hanya saja, saat ini vaksin cacar monyet masih dalam tahap uji klinis oleh BPOM dan Komiter Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
“Semua dalam proses, termasuk kajian dari ITAGI dan rekomendasi Badan POM,” tutup Syahril.
Di America Serikat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah mengizinkan dua jenis vaksin cacar monyet, yakni JYNNEOS dan ACAM2000.
Melansir laman FDA, vaksin JYNNEOS sudah mendapatkan izin penggunaan darurat sejak 2019 lalu untuk mencegah cacar air dan cacar monyet.
Penyuntikan jenis vaksin tersebut, dilakukan kepada orang berusia di atas 18 tahun dan dewasa, yang berisiko terinfeksi cacar monyet.
Vaksin cacar monyet JYNNEOS diberikan sebanyak dua dosis, dengan interval atau jarak dari dosis pertama ke kedua sekitar 28 hari.
JYNNEOS aman diberikan kepada pengidap HIV, penderita masalah kulit seperti dermatitis atopik, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Sementara itu, vaksin ACAM2000 dibuat dari virus hidup dan dapat berkembang biak untuk melawan virus cacar. Penyuntikan ke kulit dilakukan memakai jarum bercabang.
Jenis vaksin ini direkomendasikan untuk orang-orang yang berusia di atas 18 tahun atau lebih, yang berisiko tinggi terinfeksi cacar monyet.
Setelah disuntik, sistem kekebalan tubuh penerima vaksinasi akan terbentuk secara sempurna dalam waktu 4 minggu.
Jenis vaksin cacar monyet apa yang akan digunakan di Indonesia, masih harus menunggu info lebih lanjut dari BPOM dan ITAGI.(*)
Baca Juga: Pria Italia Didiagnosis Positif HIV, Cacar Monyet, dan Covid-19 Bersamaan, Keluhkan Hal Ini
Source | : | Kompas.com,FDA |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar