GridHEALTH.id - Siklus menstruasi yang menyakitkan adalah sesuatu yang dialami ribuan wanita setiap bulan. Beberapa mengalami ketidaknyamanan ringan dalam bentuk kram, yang lain melawan migrain, dan banyak yang mengalami mual dan pusing.
Wanita memang bisa menggunakan obat penghilang rasa sakit atau pil kontrasepsi untuk membantu memerangi periode yang menyakitkan ini.
Namun, ada alternatif alami yang tidak perlu dengan obat-obatan. Akupresur adalah praktik pijat Tiongkok kuno yang kuat yang melibatkan stimulasi bagian tubuh tertentu menggunakan tekanan jari.
Studi menemukan bahwa menggunakan akupresur sebagai pengobatan dapat membantu mengurangi intensitas PMS dan kram, dan memerangi gejala sakit kepala, pusing, mual dan kecemasan.
Beriku adalah empat titik akupresur untuk meredakan PMS dan sindrom menstruasi;
1. Merangsang Limpa 6 untuk meredakan kram menstruasi
Memberi tekanan pada area yang dikenal sebagai Limpa 6 merangsang pelepasan hormon, memungkinkan bantuan dari kram. Ini adalah tempat yang efektif untuk bantuan cepat serta manajemen nyeri jangka panjang.
Di Limpa 6, saluran limpa, hati, dan ginjal saling bersilangan, menjadikannya tempat yang ampuh untuk digunakan dalam pengobatan. Karena alasan ini, itu juga biasa digunakan untuk mengobati pencernaan dan gejala terkait menopause.
Titik limpa 6, berada sekitar tiga jari di atas pergelangan kaki, tepatnya pada bagian lunak atau otot betis bagian bawah
2. She Men untuk rasa sakit dan kecemasan
Telinga adalah area yang kuat untuk merangsang saraf tertentu di tubuh. Menerapkan akupunktur atau akupresur pada bagian tertentu dari telinga dapat meringankan rasa sakit, membantu gangguan makan, mengobati alergi dan mengurangi kecemasan
Secara khusus, tempat berbentuk segitiga yang dikenal sebagai Shen Men adalah salah satu tempat yang lebih kuat dan umum digunakan oleh ahli akupunktur.
Baca Juga: Titik Pijat Oksitosin Untuk Memperlancar ASI, Begini Cara Melakukannya
Source | : | Mind Body Green |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar