GridHEALTH. id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, mayoritas orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki hipertensi (tekanan darah tinggi), yang merupakan faktor risiko utama untuk stroke, penyakit arteri koroner (CAD), gagal jantung, dan penyakit ginjal.
Sangat penting bagi penderita hipertensi untuk menerima pengobatan yang efektif, tidak peduli berapa usia mereka.
Namun, banyak orang tua (lansia) menghadapi dua tantangan khusus dalam mencapai kontrol tekanan darah yang memadai.
Pertama, orang tua lebih cenderung memiliki bentuk tekanan darah tinggi yang disebut hipertensi sistolik, yang dapat menghadirkan tantangan terapeutik. Kedua, orang tua lebih sering mengalami kesulitan menoleransi terapi antihipertensi.
Hipertensi Sistolik pada Lansia
Banyak orang tua dengan hipertensi terutama mengalami peningkatan tekanan darah sistolik mereka, sementara tekanan diastolik mereka tetap normal atau hampir normal.
Ini karena seiring bertambahnya usia, pembuluh darah kita menjadi "kaku", sehingga tekanan darah sistolik (tekanan di arteri saat otot jantung berdetak) naik. Tekanan darah sistolik 120 mm Hg dianggap sebagai batas atas normal
Selanjutnya, pada orang di atas usia 65 tahun, tekanan darah sistolik yang tinggi meningkatkan risiko kardiovaskular lebih dari tekanan diastolik yang tinggi, kebalikannya terjadi pada orang yang lebih muda.
Faktanya, hipertensi sistolik lebih dari dua kali lipat risiko serangan jantung dan stroke. Jadi mengobati hipertensi sistolik adalah penting.
Tetapi mengobati hipertensi sistolik dapat menimbulkan masalah khusus: yaitu, dalam mengurangi tekanan darah sistolik, penting untuk tidak secara bersamaan mengurangi tekanan darah diastolik terlalu banyak.
Ini karena pada orang tua dengan CAD (coronary artery fdisease/penyakit arteri koroner), mengurangi tekanan diastolik di bawah 60 atau 65 mm Hg telah dikaitkan dengan peningkatan serangan jantung dan stroke.
Jadi, jika ada lansia hipertensi sistolik, triknya adalah dengan mengurangi tekanan sistolik hingga di bawah 120 mm Hg—atau sedekat mungkin dengan 120 mm Hg—sambil menjaga tekanan diastolik di atas 60 atau 65 mm Hg, dan sambil menghindari efek samping dari terapi.
Source | : | Very Well Health,JAMA Network |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar