Padahal, perilaku hidup bersih dan sehat tetap perlu diterapkan karena ada banyak penyakit infeksi yang mengintai.
Tiga di antaranya yakni tuberkulosis (TBC), demam berdarah, dan penyakit hepatitis A yang bisa dicegah apabila disiplin PHBS.
Pentingnya inovasi dan riset PHBS
Budi Gunadi menyoroti aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas cuci tangan yang baik.
"Data BPS menunjukkan 1 dari 4 orang di Indonesia tidak memiliki akses ke fasilitas cuci tangan dasar. Hanya separuh dari fasilitas publik yg memiliki fasilitas cuci tangan pakai sabun yang berfungsi," ujarnya.
Sehingga riset terkait PHBS dibutuhkan untuk terciptanya inovasi dan tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan 2030.
"Berbagai penelitian menegaskan tentang bagaimana perubahan perilaku masyarakat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci dalam mencegah penyebaran berbagai penyakit menular," kata dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, Presiden Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.
"Inilah mengapa, riset dan inovasi terkait PHBS penting untuk terus diperbaharui sehingga masyarakat dapat terus terinformasi dan teredukasi terkait urgensi penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, guna mencegah penyebaran berbagai penyakit berbahaya," sambungnya.
Di tahun ini, kolaborasi Unilever bersama Lembaga Riset IDI melalui Indonesia MIRAH kembali dilakukan.
Unilever dikenal sebagai perusahaan yang konsisten memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan dan pembangunan fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bagian dari PHBS.
Tak hanya bisa diikuti oleh dokter dan mahasiswa kedokteran, program Indonesia MIRAH tahun ini partisipannya juga diperbolehkan dari bidang ilmu kesehatan lainnya. (*)
Baca Juga: Hari Cuci Tangan Sedunia, 7 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Kebiasaan Baik Ini
Source | : | webinar |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar