GridHEALTH.id - Forum G20 bakal membahas tiga isu prioritas. Yakni, pembangunan sistem ketahanan kesehatan global; harmonisasi standar protokol kesehatan global; serta pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan, persiapan, dan respons terhadap krisis kesehatan yang akan datang.
Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyampaikan, topik bahasan pada pertemuan G20 2022 diharapkan bisa menjawab tantangan kesehatan global, terlebih di masa pandemi Covid-19.
“Arsitektur kesehatan global sangat dibutuhkan saat ini. Saat pandemi Covid-19, arsitektur kesehatan global yang ada ternyata tidak cukup untuk memfasilitasi koordinasi, ketahanan, kapasitas, bahkan pembiayaan untuk merespons pandemi,” jelas Nadia, pada konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (23/3/2022) sore.
Selain itu, pada G20 ini di Bali, para ahli penyakit saraf negara-negara G20 tengah berkumpul di Nusa Dua, Badung, Bali menggelar pertemuan Neuroscience20 (N20) ke-9.
Mereka berdiskusi untuk melahirkan rekomendasi terkait pelayanan bedah saraf yang efektif, efisien, dan terjangkau terutama untuk negara-negara berkembang.
Baca Juga: Inilah Arti Munculnya Jerawat di Leher, Berbahayakah Bagi Kesehatan?
"Kita tahu bahwa penyakit saraf sangat berat, ini kritis dan membutuhkan waktu dan biaya cukup mahal.
Seperti stroke selalu berakhir dengan kecacatan atau kematian kemudian biayanya tinggi untuk operasi atau diagnostik," kata Dr dr Asra Al Fauzi, Ketua Forum Neuroscience20 (N20) ke-9, dikutp dari JPNN.com (13/11/2022).
masih menurutny, seluruh delegasi ahli saraf akan berdiskusi soal biaya tinggi dari pengobatan gangguan neurologi.
Sementara iitu, menurut ahli bedah syaraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) RS Dr Soetomo Surabaya, menjelaskan bahwa selama forum berlangsung akan dilakukan pengumpulan data.
Mulai data jumlah penyakit, data fasilitas layanan kesehatan, data dokter di Indonesia, dan data demografi untuk selanjutnya didiskusikan bersama ahli saraf N20.
“Kita berharap dua hari rapat ini akan menghasilkan rekomendasi, terutama kepada pemerintah Indonesia, masukan-masukan baru bagi pemerintah, rumah sakit, dan dokter yang terkait langsung dengan penyakit kelainan saraf," ujarnya.
Hal ini penting, pasalnya pengobatan gangguan neurologi disebabkan beberapa faktor.
Mulai pemerataan pelayanan kesehatan yang kurang, biaya yang memang tinggi, serta tidak banyak rumah sakit dengan fasilitas standar pelayanan saraf dasar.
"Harus saya sampaikan bahwa khususnya stroke itu angkanya selalu meningkat bahkan bergeser ke usia muda. Tercatat stroke dan kelainan jantung adalah penyebab nomor satu kematian di Indonesia, menyedot anggaran nomor tiga di Indonesia sehingga jadi beban pemerintah," paparnya.
Melalui forum N20, ia berharap mendapat masukan untuk melahirkan rekomendasi kebijakan dari hulu.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Diduga Depresi Bunuh Diri, Lompat dari Lantai 2 Rumah Sakit di Kalimantan
Utamanya upaya pencegahan ke masyarakat menuju hilir, yaitu soal fasilitas dan upaya bagi pemerintah dan rumah sakit.
Pada pertemuan ini pun, di forum N20 juga membahas gangguan mental yang turut meningkat di dunia.
"Jadi, gangguan mental itu salah satu bagian dari ilmu neurologi atau kelainan saraf.
Masalahnya ada yang ketergantungan dengan obat-obat terlarang, peningkatan angka bunuh diri yang semakin tinggi, dan angka stres yang tinggi pada usia milenial," jelasnyanya.(*)
Baca Juga: Jarang Disadari, Ini Berbagai Arti Jerawat di Wajah Sesuai Letaknya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar