GridHEALTH.id - Pernah mendengar adanya usaha rekayasa genetika yang dilakukan peneliti biologi di Amerika Serikat prihal mereka telah memodifikasi paruh embrio ayam agar menyerupai moncong nenek moyang dinosaurusnya.
Meskipun beberapa ahli memuji prestasi itu, paruh hanyalah salah satu dari banyak modifikasi yang diperlukan untuk mengembalikan seekor ayam untuk berwujud menjadi seperti dinosaurus lagi.
Dengan banyaknya tantangan yang ada, sudah seberapa dekat para ilmuwan untuk menciptakan seekor dino-ayam?
"Dari sudut pandang kuantitatif, kami sudah sampai 50 persen," kata Jack Horner, seorang profesor paleontologi di Montana State University dan kurator paleontologi di Museum of the Rockies.
Hasil penlitian tersebut sampai sekarang belum ada. Tapi hasil rekayasa genetika yang sudah ada adalah daging ayam yang dikonsumsi.
Rekayasa genetika adalah transplantasi satu gen ke gen lainnya, baik antara gen dan lintas gen untuk menghasilkan produk yang berguna bagi mahluk hidup hidup.
Awalnya rekayasa genetika hanya dilakukan pada tanaman untuk memecahkan kekurangan pangan penduduk dunia, dan dalam pengembangannya rekayasa genetika tidak hanya berlaku untuk tanaman dan hewan yang serupa, tetapi telah berevolusi pada manusia dan lintas jenis.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi perubahan komposisi asam nukleat DNA atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA mahluk hidup penerima.
Hal ini berarti bahwa gen yang disisipkan pada mahluk hidup penerima dapat berasal dari mahluk hidup lain.
Baca Juga: Terjadi Kembali Peningkatan Covid-19 di Indonesia, Kini Capai 7.822 Kasus
Nah, mengenai hal ini banyak kontrovesinya. Apalagi jika rekayasa genitika itu untuk dikonsumsi.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar