Dikutip dari laman The Science Education Resource Center (SERC), menghirup abu vulkanik bisa sangat merusak kesehatan manusia, karena aerosol berbahaya dan gas beracun yang membentuk abu.
Efek kesehatan termasuk masalah pernapasan, masalah mata, dan iritasi kulit.
Akan tetapi, umumnya dampak abu vulkanik bagi kesehatan berkaitan dengan gangguan pernapasan akut seperti bronkitis atau asma.
Tak cuma itu saja, eksaserbasi paru-paru dan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya sering terjadi setelah menghirup abu vulkanik.
Meski begitu, tidak ditemukan efek jangka panjang pada fungsi paru-paru setelah terpapar abu vulkanik.
Selain asma dan bronkitis, menurut ahli di National Institutes of Health (NIH) dampak abu vulkanik bagi kesehatan juga bisa memicu penyakit penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, dan penyakit paru-paru jangka panjang (kronis) lainnya.
Menurut American Associaton Lung, berikut panduan yang dapat melindungi kesehatan paru-paru dari abu vulkanik.
Panduan ini perlu diikuti oleh anak-anak dan remaja, wanita hamil, orang tua, orang dengan penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung atau diabetes, dan orang dewasa sehat yang harus bekerja di luar rumah.
Panduan umum:
- Bersiaplah terlebih dahulu. Memiliki perlengkapan darurat dan rencana darurat keluarga.
- Jika memiliki penyakit paru-paru, siapkan asma atau paket perjalanan COPD.
Baca Juga: Vitiligo Bisa Terjadi di Area Tubuh Berikut, Termasuk di Akar Rambut
Source | : | Kompas.com,Halodoc.com,Gridhealth |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar