Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi serta mencegah penularan cacar monyet yang disebabkan oleh virus monkeypox.
Salah satu kebijakan mencegah cacar monyet adalah dengan melakukan pengawasan di seluruh pintu masuk Tanah Air, mulai dari darat, laut, ataupun udara.
"Sudah juga memberikan kewaspadaan dengan seluruh maskapai penerbangan dan pelabuhan untuk sama-sama memberikan kewaspadaan apabila ada penumpangnya yang mempunyai gejala cacar monyet," jelas Syahril.
Selain itu, edukasi dan sosialisasi penyakit infeksi ini secara aktif diberikan kepada masyarakat maupun petugas kesehatan yang berada di seluruh layanan kesehatan.
"Mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar selalu meningkatkan atau menjaga PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dan meningkatkan protokol kesehatan," ujarnya.
Ia menambahkan, protokol kesehatan tak hanya berlaku untuk mencegah Covid-19 tapi juga penyakit menular lain, termasuk cacar monyet.
"Dengan protokol kesehatan yang kita lakukan, maka kita akan mencegah penularan dari seseorang kepada kita khususnya monkeypox ini," jelasnya.
Kebijakan lain yang dilakukan terkait hal ini yakni memberikan pedoman ke setiap fasilitas kesehatan, sehingga bisa melayani pasien dengan optimal.
Melakukan penambahan 10 laboratorium di setiap pintu masuk Indonesia, karena sebelumnya hanya dua yakni punya Kemenkes dan di Institut Pertanian Bogor.
Sebanyak 1.200 reagan juga telah disiapkan, sehingga setiap daerah bisa melakukan PCR tanpa perlu mengirim sampelnya ke Jakarta.
Sekita 2.000 vaksin cacar monyet dari Bavarian Nordic, Denmark juga telah dipesan dan saat itu rencananya akan diberikan akhir tahun 2022 pada kelompok yang membutuhkan. (*)
Baca Juga: Kini Tidak ada Lagi MonkeyPox, Menurut WHO adanya Mpox, Lebih Berbahaya?
Source | : | YouTube,Sehat Negeriku |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar