GridHEALTH.id - Orangtua tak boleh menyepelekan saat anak mengeluh sakit perut, karena itu bisa karena usus buntu.
Usus buntu pada anak sangat mungkin terjadi.
Sebenarnya, penyebab usus buntu baik pada orang dewasa maupun anak-anak tidak jauh berbeda.
Utamanya karena usus buntu yang tersumbat dan terjadi peradangan.
Dilansir dari laman RSIA Setya Bhakti, ada beberapa faktor penyebab kondisi ini di antaranya:
Masalah pada usus buntu bisa diakibatkan dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri, parasit, maupun kuman.
Apabila dibiarkan, maka lama-kelamaan infeksi tersebut menyebabkan peradangan dan menimbulkan kondisi yang lebih parah.
Penyebab usus buntu pada anak selanjutnya berkaitan dengan pola makannya sehari-hari.
Serat dibutuhkan untuk melancarkan sistem pencernaan. Jika dalam keseharian anak lebih sering makan makanan rendah serat, maka saluran cerna akan terganggu.
Akibatnya, sisa makanan yang seharusnya keluar dari tubuh dalam bentuk kotoran malah menumpuk dan terjadilah penyumbatan.
Selain karena faktor makanan yang dikonsumsi, cara anak mengunyah ternyata juga berpengaruh terhadap risiko terjadinya penyakit usus buntu.
Anak yang langsung menelan makanan tanpa mengunyahnya sampai halus, menyebabkan penimbunan makanan yang tidak hancur di usus.
Baca Juga: Biaya Operasi Usus Buntu di Rumah Sakit Tanpa BPJS di Jabodetabek dan Wilayah Lainnya di Indonesia
Lama-kelamaan, penumpukan tersebut membuat usus buntu tersumbat dan terjadi infeksi.
Dilansir dari laman RSAB Harapan Kita (24/2/2021), dokter spesialis bedah anak dr. Alexandra, Sp.BA, mengatakan penyakit usus buntu yang dialami oleh anak merupakan sebuah kegawatan yang butuh penanganan segera.
Orangtua diminta untuk jeli terhadap gejala yang ditunjukkan. Sakit perut biasanya akan terasa 8 jam setelah penyumbatan.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab dan Bahaya Penyakit Usus Buntu Ringan Sampai Berat
Kebocoran usus buntu bisa terjadi hanya dalam 36 jam saja. Agar bisa segera ditangani, dokter akan melakukan bebeapa pemeriksaan seperti foto rontgen, USG, CT scan, serta darah dan urin.
Dijelaskan, penangan usus buntu pada anak dilakukan dengan operasi terbuka.
Di mana pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan di sisi kanan bawah perut.
Ada juga operasi laparaskopi yang caranya tidak jaun berbeda dengan operasi sebelumnya.
Hanya saja, saat melakukan tindakan pembedahan ini, sayatan yang dibuat pada perut anak kecil.
Kemudian, akan dimasukkan kamera untuk melihat kondisi perut. Operasi dilakukan dengan mengandalkan gambar yang terlihat dari kamera.
Baik operasi terbuka ataupun laparaskopi, dilakukan dengan tujuan untuk mengangkat usus buntu anak yang rusak. (*)
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Tak Sengaja Telan Biji Cabai Sebabkan Usus Buntu?
Source | : | RSAB Harapan Kita,RSIA Setya Bhakti |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar