GridHealth.id - Isu rokok dan sejenisnya hingga kini masih menjadi perhatian medis dan juga masyarakat.
Berbagai cara pun sudah dilakukan untuk mengimbau bahwa ada bahaya jangka panjang bagi orang yang aktif merokok.
Bahkan bukan perokok aktif saja, orang di sekitar yang merupakan perokok pasif pun juga bisa mendapatkan dampak buruknya jika terus terpapar oleh asapnya.
Maka tak heran jika mulai banyak 'alternatif' yang ditawarkan oleh industri salah satunya rokok elektonik alias vape alias pod dan nama lainnya.
Rokok elektrik sendiri digadang-gadang menjadi 'alternatif' untuk perokok konvensional agar bisa mengurangi asupan nikotin.
Baca Juga: Tak Hanya Rokok, Penggunaan Vape Juga Tingkatkan Risiko Kanker Paru
Ada juga pemahaman yang mengatakan bahwa beralih ke rokok elektrik bisa mengurangi bahan beracun di tubuh kita.
Rokok elektronik sendiri merupakan suatu alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan ataupun membakar daun tembakau.
Melainkan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap. Rokok elektrik umumnya mengandung nikotin serta zat kimia lain, perasa dan bersifat racun.
Penggunaan rokok elektrik juga dikaitkan dengan biaya yang lebih murah, lebih aman, bantu berhenti merokok, dan bisa digunakan pada tempat yang dilarang merokok.
Namun tahukah jika ternyata rokok elektronik juga berbahaya dan tidak bisa dijadikan alternatif untuk perokok konvensional?
Baca Juga: Disebut Solusi untuk Perokok, Kemenkes Tegaskan Rokok Elektrik sama Bahayanya dengan Rokok Tembakau
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar