GridHEALTH.id - Disfungsi seksual dapat memengaruhi hubungan antara suami istri jika tidak segera ditangani.
Kondisi ini, tak hanya bisa dialami oleh para pria. Wanita pun juga memiliki risiko untuk mengalaminya.
Salah satu disfungsi seksual pada wanita yang kerap terjadi adalah hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Sebuah penelitian pada 2016, mengungkapkan bahwa 8,9 persen HSDD dialami oleh wanita berusia 18-44 tahun. Sedangkan yang berusia 45-64 tahun, persentasenya sekitar 12,3 persen.
Hypoactive sexual desire disorder adalah hilangnya hasrat dan fantasi seseorang untuk berhubungan intim. Kondisi ini, bisa berlangsung selama beberapa bulan.
Seorang wanita mengalami kondisi ini karena berbagai faktor, mulai dari masalah mental seperti trauma, hingga penurunan hormon estrogen jelang menopause.
“Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagian dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia),” kata dr Putri Deva Karimah, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah - Pondok Indah, dalam rilis yang diterima GridHEALTH.id (8/2/2023).
“Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu,” sambungnya.
Selain itu, faktor risiko HSDD yang lainnya adalah sebagai berikut:
* Tidak aktifnya neurotransmiter, senyawa organik di otak yang berhubungan dengan hasrat dan fungsi seksual
* Terjadi masalah tidur
Baca Juga: Bercinta Langsung Menjadi Hambar Jika Tidak Hati-hati dengan 5 hal Ini
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar