"Kami juga sudah mengambil sampel agar dilakukan uji lab ke pusat, dan hasilnya paling cepat satu bulan setelah sampel kita kirim," kata Iman.
Dia menjelaskan, menurut diagnosa awal, pasien itu mengalami tonsilitis atau peradangan pada dua bantalan jaringan berbentuk oval yang ada di belakang tenggorokan.
"Jika nanti hasil uji lab ke luar dan hasilnya negatif, kita sudah ada upaya antisipasi. Ketika memang hasilnya positif kita juga sudah melakukan upaya pencegahan, karena kita tidak mengharapkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," katanya.
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium.
Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan.
Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf.
Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit.
Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.
Penderita difteri lebih banyak terjadi pada anak-anak, usia di bawah 15 tahun.
Menurut laporan, 10% kasus difteri dapat menimbulkan kematian.
Baca Juga: Jangan Pernah Jadikan Makanan Manis Sebagai Hadiah Untuk Anak, Ada Ancaman Diabetes
Pada abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum dari kematian bayi dan anak – anak muda.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,sumbarprov.go.id,sardjito.co.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar