GridHEALTH.id – Semua orang bisa saja sesekali merasakan sakit di sekitar dada dan ini perlu diperhatikan karena terdapat organ jantung di dalamnya. Nyeri dada memang sering dikaitkan dengan penyakit jantung yang disebabkan oleh banyak hal termasuk masalah pencernaan dan ketegangan otot, maka dari itu penting untuk semua orang mencegah terjadinya penyakit jantung.
Mencegah penyakit jantung sejak dini bisa dimulai dengan bahan alami yang membantu menyehatkan jantung dan gaya hidup lainnya yang mendukung. Kenali apa saja bahan alami ini, simak ulasannya berikut ini.
Obat rumahan dengan bahan alami dimaksudkan dapat mengatasi nyeri dada yang disebabkan oleh masalah pencernaan atau ketegangan otot. Makanan menjadi faktor yang berperan dalam mencegah rasa sakit pada dada yang berawal dari gangguan pencernaan dan ketegangan otot. Berikut ini beberapa bahan alami mencegah penyakit jantung, yaitu:
Saat seseorang merasa nyeri pada dada terjadi setelah makan, maka ada kemungkinan disebabkan oleh GERD atau asam lambung naik, yang bisa membuat nyeri dada hebat. Secara teori, almond adalah makanan alkalin yang dapat membantu menenangkan dan menetralkan asam di kerongkongan. Maka cobalah untuk mengonsumsinya, jika tidak reda maka hentikan konsumsinya.
Ada orang yang mengalami refluks asam akibat cairan asam di lambung yang kurang, maka dengan menggunakan satu sendok makan cuka sari apel ditambah segelas air disebut dapat membantu meningkatkan jumlah asam di lambung, karena senyawa asam asetat di dalamnya.
Nyeri dada juga umum disebabkan oleh gas, dengan minum panas atau hangat dapat membantu meningkatkan fungsi sistem pencernaan, meredakan gas, dan kembung.
Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh ketegangan otot, sehingga dengan kompres dingin beberapa kali ke area yang tegang diharapkan dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan nyeri.
Selain bahan alami untuk mengatasi nyeri dada akibat masalah pencernaan dan ketegangan otot, ada beberapa bahan alami yang disebut dapat membantu menyehatkan jantung, yaitu:
Delima adalah buah dengan antioksidan tinggi, yang dapat membantu menjaga kolesterol tetap terkendali dan menjaga arteri tetap sehat. Penelitian menunjukkan jus buah delima dapat menurunkan kolesterol jahat dalam darah, sehingga membantu mencegah atau mengurangi penumpukan plak di arteri yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung.
Asam lemak omega-3 disebut sangat baik untuk kesehatan jantung, dengan mengurangi risiko aritmia jantung yang mematikan, menurunkan kadar trigliserida, mengurangi perkembangan aterosklerosis, dan menurunkan tekanan darah. Omega-3 bisa didapat dari ikan berlemak, seperti salmon, mackerel, dan tuna albacore, bisa dimakan dua porsi ikan per minggu. Bisa juga didapat dari minyak ikan yang tinggi omega-3.
Ini adalah bahan kimia yang bertanggung jawab untuk memberi rasa pedas, biasanya pada paprika. Bahan kimia ini dapat bantu melindungi jantung, dengan meningkatkan waktu latihan, memperlambat perkembangan aterosklerosis, mengurangi risiko sindrom metabolik, menurunkan tekanan darah, dan lainnya.
Baca Juga: Dada terasa Tidak Nyaman, Gejala Penyakit Jantung Bocor yang Jarang Disadari, Seperti Rasanya
Riset menunjukkan ekstrak bawang putih dapat bantu mencegah penumpukan plak di arteri dan mencegah penyakit jantung sejak dini, sehingga mulailah konsumsi bawang putih secara teratur.
Jahe disebut memiliki kemampuan antiinflamasi dan antioksidan yang dapat membantu menurunkan darah rendah, mengurangi kolesterol, mengurangi trigliserida, hingga mencegah pembekuan darah. Selain itu jahe disebut dapat menenangkan perut dan mengurangi gas, ini merupakan pengencer darah alami.
Kurkumin adalah senyawa alami yang didapat dari kunyit, hal ini dapat membantu mengurangi peradangan yang menyebabkan penyakit jantung. Kondisi ini dapat mengurangi kolesterol total dan kolesterol jahat dalam tubuh sambil meningkatkan kolesterol baik. Ini dapat membantu mencegah aterosklerosis.
Selain dengan bahan alami yang dikonsumsi untuk menyehatkan jantung, karena menggabungkan pengobatan rumahan dengan gaya hidup sehat jantung dapat membantu menghilangkan rasa sakit dan menjaga kesehatan jantung. Berikut ini beberapa cara alami lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit jantung:
Dengan aktif bergerak, maka membantu melatih jantung untuk aktif bekerja dan memberikan efek sehat bagi jantung. Beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan adalah aerobik, kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi. Bisa juga aktif dalam komunitas agar tetap bergerak secara fisik.
Makanan nabati mulai dari sayuran hijau, kacang-kacangan, buah dan sayuran berwarna cerah, hingga biji-bijian. Beragam jenis makanan ini baik untuk kesehatan jantung dan bisa menjadi konsumsi harian dengan tetap memerhatikan gizi seimbang dan kebutuhan nutrisi lainnya.
Merokok adalah kebiasaan yang sudah sangat dikenal dapat merusak jantung karena kandungan di dalamnya yang berbahaya pada kardiovaskular. Maka dari itu dengan tidak merokok akan membantu jantung tetap sehat. Penting diingat, menjadi perokok pasif pun memiliki risiko yang sama dengan perokok.
Kelola stres dan tidak memusingkan hal-hal kecil dapat membantu jantung tidak bekerja terlalu keras. Maka dari itu, di tengah padatnya rutinitas diharapkan ada waktu berkualitas untuk diri sendiri agar mendapat kedamaian. Usahakan 15-30 menit setiap hari, bisa dengan olahraga, musik, meditasi, membaca, yoga, hingga T’ai Chi.
Dengan kualitas tidur yang cukup akan membantu tubuh menjadi segar dan fungsi-fungsi setiap organ tubuh dapat berjalan dengan baik. Maka pastikan untuk bisa tidur nyenyak selama 7-8 jam setiap malamnya.
Pengobatan rumahan dengan bahan alami memang tidak bisa dijadikan sebagai pengobatan lini pertama untuk nyeri dada, setiap nyeri yang tidak biasa diperlukan evaluasi oleh medis.
Jika seseorang mengalami nyeri dada terus menerus dengan atau tanpa gejala lain, seperti mual, sesak napas, dan berkeringat, maka segera ke fasilitas kesehatan terdekat karena dikhawatirkan berisiko terjadinya serangan jantung. (*)
Baca Juga: Mengalami Stroke Ringan, Hailey Bieber Juga Ungkap Didiagnosis Patent Foramen Ovale, Apa itu?
Source | : | Healthline,The University of Arizona Health Sciences |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar