GridHEALTH.id - Segera lakukan pengobatan secara medis ataupun non medis jika sudah terdiagnosis.
Penyakit yang satu ini memang jadi salah satu masalah kesehatan cukup berbahaya.
Bahkan, penyakit sifilis ini sering kali tidak disadari oleh pengidapnya.
Penyakit sifilis terjadi dengan adanya penularan.
Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri spirochaete Treponema pallidum.
Pengobatan sifilis sebaiknya dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan oleh dokter.
Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada organ tubuh jika dibiarkan tanpa pengobatan.
Beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular yaitu :
1. Bergonta-ganti pasangan seksual, contohnya menjalani hubungan poliamori
2. Berhubungan seksual tanpa kondom
3. Memiliki pasangan seksual penderita sifilis
4. Memiliki orientasi seksual lelaki seks lelaki
5. Positif terinfeksi HIV
Ada beberapa jenis pengobatan yang tersedia untuk mengobati sifilis, baik medis maupun non-medis.
Pengobatan sifilis dilakukan dengan antibiotik.
Penicillin adalah antibiotik pilihan untuk pengobatan sifilis.
Dokter mungkin meresepkan dosis tunggal injeksi penicillin atau beberapa dosis antibiotik oral.
Jika memiliki alergi terhadap penicillin, dokter akan meresepkan antibiotik lain yang cocok.
Pada kasus sifilis yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan terapi kombinasi antibiotik seperti benzathine penicillin dan probenecid.
Dokter mungkin juga meresepkan obat lain yang membantu mencegah penularan sifilis ke pasangan seksual.
Selain pengobatan medis, ada beberapa pengobatan non-medis yang dapat membantu dalam mengobati sifilis, antara lain:
Penting untuk menghindari hubungan seksual selama pengobatan sifilis untuk mencegah penularan infeksi kepada pasangan.
Baca Juga: Wabah Sifilis Melanda Eropa, Ketahui Gejalanya yang Sering Terbaikan
Selain itu, menghindari kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi juga penting.
Mengurangi konsumsi alkohol dan merokok serta menjaga pola makan sehat dan seimbang juga dapat membantu mempercepat proses pemulihan.
Terapi pendukung seperti perawatan luka, pengobatan jangka panjang untuk komplikasi seperti neurosifilis dan konseling psikologis juga dapat membantu pasien yang terinfeksi sifilis.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan non medis sifilis tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter.
Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan opsi pengobatan terbaik bagi kondisi kesehatan.
Baca Juga: 5 Penyakit Kelamin yang Paling Sering Dialami Pria, Kenali Gejalanya
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar