GridHEALTH.id - Penyakit kanker, termasuk kanker ovarium, sangat penting dideteksi serta mendspatkan pengobatan sedini mungkin.
Terlebih karena kanker ini, termasuk jenis yang paling mematikan nomor tiga bagi perempuan.
Angka kejadiannya cukup tinggi di Indonesia. Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah P2PTM Kementerian Kesehatan dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, mengatakan setiap tahunnya ada ribuan kasus kanker ovarium yang terdeteksi.
Berdasarkan data The Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) 2020, tercatat ada sekitar 14.896 kasus kanker ovarium dan 9.581 kematian karenanya.
"Jumlah penderita kanker di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan akan menjadi penyebab utama meningkatnya beban ekonomi, baik bagi individu pasien, keluarga, maupun negara," ujarnya dalam siaran pers yang diterima GridHEALTH.id.
Alasan lain mengapa deteksi dini kanker ovarium penting dilakukan, yakni karena penyakit ini cenderung diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain.
"Kanker ovarium dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker ovarium atau kanker lainnya seperti kanker payudara, prostat, kolorektal, maupun kanker rahim," kata dr. Toto Imam Soeparmono, SpOG, K.Onk, MH, Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi.
Menurutnya, penyakit kanker ini memberikan tantangan tersendiri bagi para dokter karena tidak ada gejala kanker ovarium yang spesifik pada stadium awal.
"Melainkan baru menunjukkan gejala pada stadium lanjut, di mana sel kanker telah menyebar ke organ lain," ujarnya.
Dokter Toto mengingatkan, bagi para perempuan pentingnya deteksi dini kanker ovarium untuk mencegahnya penyebarannya.
Terdeteksi sejak awal, pasien kanker bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan membuat harapan hidup lebih lama.
Baca Juga: Wanita dengan 5 Kondisi Ini Rentan Idap Kanker Ovarium, Perlu Waspada
Kampanye 10 Jari dijalankan untuk membantu para perempuan untuk deteksi dini kanker ovarium dengan mengenali faktor risiko dan juga tanda-tandanya.
1. Memiliki riwayat kista endometriosis
2. Mempunyai riwayat kanker ovariuam dan/atau kanker payudara dalam keluarga
3. Mutasi genetik, misalnya saja BRCA
4. Paritas rendah
5. Gaya hidup yang tidak sehat
6. Penuaan
7. Perut sering kembung
8. Nafsu makan berkurang
9. Sering buang air kecil
10. Nyeri panggul atau perut
Jika mengalami gejala-gejala tersebut dan sadar bahwa memiliki salah satu faktor risikonya, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter. (*)
Baca Juga: Awas Bahaya Munculnya Kutil Kelamin! Waspadai 3 Gejalanya Berikut Ini
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar