Penggunaan obat-obatan selama kehamilan memang perlu dilakukan dengan hati-hati. Tylenol misalnya, merupakan obat pereda nyeri yang sering dianggap aman selama kehamilan.
Namun, muncul sebuah kekhawatiran kalau obat tersebut bisa meningkatkan risiko gangguan pada janin, termasuk gangguan perkembangan saraf seperti autisme dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Kendati demikian, American College of Obstetricians and Gynocologists (ACOG), tidak merekomendasikan perubahan dalam pemberian resep ini hingga dilakukan penelitian lebih lanjut.
Zat besi penting untuk mendukung perkembangan otak janin. Akan tetapi, kekurangan zat besi cukup umum ditemui selama kehamilan.
Hampir setengah dari jumlah wanita hamil mengalami kekurangan zat besi.
Sebuah studi pada 2014 yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology menemukan, hubungan kekurangan zat besi dengan risiko autisme.
Risikonya semakin tinggi pada usia ibu yang lebih matang dan yang mengidap gangguan metabolisme selama kehamilan.
Paparan dengan zat berbahaya yang mungkin ditemukan dalam plastik, rumah yang baru dibangun, dan bahkan kemasan makanan dapat meningkatkan risiko autisme.
Meskipun studi sebelumnya menemukan hubungan di antara keduanya, tapi studi lebih lanjut justru menunjukkan hasil berbeda.
Beberapa zat yang disebut meningkatkan risiko kondisi ini yakni polybrominated diphenyl ethers (PBDEs), polychlorinated biphenyls (PCBs), polusi udara terkait lalu lintas, logam berat, dan beberapa pestisida.
Menurut beberapa meta-analisis, gangguan kesehatan terkait kehamilan berikut, dikaitkan dengan autisme di lebih dari satu penelitian:
Baca Juga: Perbedaan Usia Pasangan Jauh Berisiko Lahirkan Anak Autis, Studi di Inggris
Source | : | Verywell Health,Autism Speaks |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar