GridHEALTH.id - Kanker payudara dan kanker serviks ternyata berisiko lebih tinggi dialami oleh wanita di wilayah Asia Pasifik.
Dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk rendahnya kesadaran hingga kurangnya akses ke layanan skrining.
Sehingga akhirnya, kebanyakan kasus kanker pada wanita terdiagnosis pada stadium yang lebih lanjut.
Mengakibatkan beban yang lebih berat pada pasien dan risiko kematian yang lebih tinggi.
Di Indonesia sendiri, kasus kanker payudara dan kanker serviks terlihat mengalami peningkatan.
Kanker payudara pada 2020 meningkat 25,9 persen dan diperkirakan pada 2030 angka kematian mencapai 29,4 persen.
Sedangkan kanker serviks, diperkirakan meningkat 25,8 persen dan angka kematian sebesar 33,9 persen pada periode yang sama.
Sebuah laporan dengan judul "Impact and opportunity; the case for investing in women's cancers in Asia Pacific", mengkaji beban kanker payudara dan serviks, serta kualitas kebijakan dan program mengatasi kanker sesuai rekomendasi WHO.
Dilakukan di enam negara yakni India, Indonesia. Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
"Laporan ini meneliti kesenjangan pada kesiapan penanggulangan kanker yang menyerang wanita di tingkat nasional," kata Omair Azam dari Associate Director Crowell & Moring International (CMI), Rabu (8/11/2023) lalu.
Indonesia mempunyai skor rendah hingga sedang di lima kategori penilaian. Di mana kesenjangan tersebut sebenarnya bisa diubah.
Baca Juga: Penyebab Kematian Kedua, Kenali 5 Pemicu Kanker dari Gaya Hidup Hingga Infeksi Virus
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar