GridHEALTH.id - Orangtua seringkali salah paham, mengira diabetes hanya terjadi pada orang dewasa saja.
Padahal nyatanya, penyandang diabetes pun juga ada yang berasal dari kelompok usia anak.
Bahkan kasusnya setiap tahun mengalami kenaikan, terlihat dari data International Diabetes Federation (IDF).
Pada 2021 prevalensi diabetes tipe 1 (usia 0-19 tahun) sekitar 1,2 juta, sedangkan pada 2022 mencapai 1,52 juta.
Sementara kasus baru diabetes tipe 1 pada usia yang sama tercatat 184.100 pada 2021 dan 201.000 pada 2022.
Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, SpA(K), dari UKK Endokrinologi IDAI mengatakan, diabetes pada anak sering terlambat terdeteksi.
"Pasien sering datang ketika sudah dalam kondisi berat seperti ketoasidosis diabetikum (KAD), di mana dapat meningkatkan angka kematian," kata profesor Aman dalam media briefing IDAI, Sabtu (11/11/2023).
KAD merupakan salah satu dari komplikasi diabetes yang terjadi pada anak dan sifatnya akut, secara tiba-tiba.
Lebih lanjut, profesor Aman mengatakan kejadian tersebut terjadi karena awarness atau kesadaran tentang diabetes pada anak di masyarakat yang masih rendah.
Karena itu, ia mengingatkan orangtua untuk lebih waspada lagi terhadap risiko penyakit ini.
Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia, profesor Aman menjabarkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai oleh orangtua.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Diabetes Pada Anak-anak, Solusi Dapatkan Penanganan yang Tepat
Gejala diabetes pada anak dapat dilihat dari perubahan perilaku anak dalam kesehariannya.
"Semua orangtua harus paham, jika anaknya mau umur berapa saja banyak minum, banyak makan, banyak kencing, berat badan turun padahal harusnya naik, dan nampak loyo (hal) pertama yang harus dipikirkan adalah diabetes," ujarnya.
Begitu juga pada anak yang sudah jauh lebih besar, gejala yang perlu diwaspadai yakni ketika mengompol.
"Ditambah lagi kalau sudah besar, yang tadinya tidak ngompol, sekarang dia ngompol," kata profesor Aman.
Jika anak terindikasi mengidap diabetes, maka diperlukan pengeloaan yang tepat karena ini akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Serta mengontrol metabolik agar optimal dan mencegah terjadinya komplikasi yang berisiko fatal.
Adapun tatalaksana pengelolaan diabetes pada anak yang tepat meliputi:
* Pengaturan pola makan: Konsumsi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari sayur, buah, gandum utuh, produk susu, dan daging rendah lemak.
Dengan distribusi nilai gizi karbohidrat (45-50%), lemak (<35%), dan protein (15-20%).
* Aktivitas fisik: Minimal 60 menit per hari. Dengan kombinasi aerobik (prioritas), penguatan otot (3 kali seminggu), dan aktivitas penguatan tulang.
* Penyuntikan insulin. (*)
Baca Juga: 4 Faktor Meningkatkan Risiko Diabetes Kehamilan, Bagaimana Mengobatinya?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar