GridHEALTH.id - Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan peningkatan insiden penyakit pernapasan di seluruh negara itu, terutama pada anak-anak.
Kenaikan ini diperkirakan disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae yang lebih banyak menyerang anak-anak daripada orang dewasa.
Mycoplasma pneumoniae merupakan bakteri yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan penyakit dengan merusak lapisan sistem pernapasan, termasuk tenggorokan, paru-paru, dan saluran napas.
Kejadian ini kemudian dikenal dengan wabah pneumonia misterius dan menjadi sorotan khusus WHO, badan kesehatan dunia.
Bahkan kemudian penyakit radang paru-paru ini juga dilaporkan terjadi di Eropa, dengan penularan juga dominan pada anak-anak.
Menyikapi hal ini, masyarakat diingatkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk tetap tenang menghadapi penyebaran pneumonia misterius ini. “Masyarakat tetap tenang, jangan panik,” kata dr. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Ia menyarankan agar masyarakat sebaliknya meningkatkan kewaspadaan pribadi, terutama jika melakukan perjalanan ke luar negeri.
Menurut dr. Imran, pneumonia yang sedang menyebar di China pada dasarnya mirip dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat umum, yaitu disebabkan oleh infeksi bakteri.
Namun, berdasarkan laporan epidemiologi, sebagian besar kasus pneumonia di sana disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
Mycoplasma adalah bakteri penyebab umum infeksi pernapasan sebelum munculnya COVID-19.
Bakteri ini dikenal memiliki masa inkubasi yang panjang, sehingga penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19, yang menyebabkan tingkat fatalitas rendah.
Baca Juga: Pneumonia Misterius di China, Diawali Mycoplasma pneumoniae yang Menyerang Anak-anak
Meskipun begitu, Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mengantisipasi penyebaran Mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Salah satunya adalah penerbitan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia pada 27 November 2023.
Surat edaran tersebut, yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, berisi langkah-langkah antisipasi yang harus diambil oleh seluruh sektor kesehatan dalam menghadapi penyebaran Mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Melalui surat edaran ini, Kementerian Kesehatan juga mendorong fasilitas pelayanan kesehatan dan pintu masuk negara untuk aktif melaporkan temuan kasus pneumonia melalui sistem kewaspadaan dini dan surveilans berbasis kejadian.
Dr. Imran menekankan bahwa upaya mitigasi ini tidak dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri, tetapi memerlukan komitmen dari seluruh masyarakat untuk mencapai pengendalian pneumonia yang lebih optimal.
Beberapa langkah yang dapat diambil oleh masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia termasuk melakukan vaksinasi, menjaga jarak dengan orang yang sakit, memastikan ventilasi yang baik, menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat, dan segera mencari bantuan medis jika muncul gejala pneumonia.
Baca Juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Kemenkes Minta Bandar Udara dan Pelabuhan Siaga
Source | : | Kemenkes RI |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar