7. Lambat berjalan, merangkak, atau berbicara dibanding bayi lain
8. Diare
Deteksi dini dan pengobatan yang dilakukan secepat mungkin, dapat mencegah infeksi HIV berkembang.
Tanpa pengobatan, daya tahan tubuh anak akan melemah seiring waktu dan infeksi yang tidak biasa dialami anak-anak dapat terjadi.
Kebanyakan kasusnya pada anak-anak terjadi karena penularan virus HIV dari ibu ke anak.
Proses penularan tersebut bisa terjadi selama masa kehamilan, melahirkan, atau saat ibu menyusui.
Hanya darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI) yang terbukti menularkan infeksi ini.
Lantas, bisakah ibu yang positif HIV melahirkan bayi yang sehat? Tentu saja, kemungkinan tersebut ada.
Prof. DR. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, anggota dewan Pertimbangan PB IDI mengatakan, ibu hamil dengan HIV/AIDS bisa mencegah penularan penyakit ke anak dengan minum obat antiretroviral (ARV).
"Jadi kalau ibu dengan HIV/AIDS minum obat ARV, virus dalam darahnya sangat minim. Maka tidak terjadi lagi penularan dari si ibu ke bayinya," katanya dalam virtual media briefing yang diadakan PB IDI, Kamis (30/11/2023).
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh ibu hamil adalah tes HIV dan bila dinyatakan positif, harus minum obat secara rutin.
"Sudah dibuktikan, obat antiretroviral yang disediakan dokter untuk ibu hamil aman untuk ibu maupun bayi," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Hari AIDS Sedunia 2023, Ketahui Fakta dan Data AIDS di Dunia dan Indonesia
Source | : | Medline Plus |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar