GridHEALTH.id - Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah kasus COVID-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di negara tetangga Singapura dan Malaysia juga mengalami kenaikan kasus COVID-19.
Penting untuk memahami penyebab di balik peningkatan kasus COVID-19 dan merumuskan strategi yang efektif dalam menanggapi situasi ini.
Saat ini, situasi COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan tren kasus, khususnya sejak pekan ke-41 atau periode 8-14 Oktober 2023.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa peningkatan jumlah kasus ini tidak diikuti oleh peningkatan jumlah pasien yang memerlukan perawatan intensif atau tingkat kematian.
Kasus COVID-19 yang terjadi pada saat ini didominasi oleh subvarian EG.5, yang merupakan turunan dari varian omicron.
Subvarian ini termasuk dalam kategori "variants of interest" (VOI), yang artinya memiliki mutasi genetik yang berpotensi memengaruhi karakteristik klinis virus.
Subvarian EG.5 memiliki karakteristik khusus, yaitu dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus dan memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan tubuh, sehingga lebih mudah menyebar, tetapi tidak menunjukkan perubahan dalam tingkat keparahan penyakit.
Namun, perlu ditekankan bahwa gelombang wisatawan selama liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dapat meningkatkan risiko lonjakan kasus COVID-19.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menekankan perlunya upaya pencegahan penularan yang dilakukan secara serentak oleh seluruh elemen masyarakat.
Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan bahwa Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Lonjakan Kasus COVID-19.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Indonesia Kembali Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Source | : | Kemenkes RI |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar