Selain itu, gejala pembesaran prostat yang kerap terjadi yakni kesulitan menahan buang air kecil dan sering terbangun pada malam hari untuk BAK.
Gejala tersebut terjadi karena saat prostat membesar, kelenjar akan menekan dan menjepit uretra. Dinding kandung kemih menjadi tebal.
Akhirnya, kandung kemih melemah dan kehilangan kemampuan untuk mengosongkan sepenuhnya, hingga tertinggal sejumlah urine di kandung kemih.
Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, lakukan pemeriksaan untuk tahu ada risiko penyakit ini atau tidak.
Diagnosis pembesaran prostat dilakukan dengan melihat riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan tes medis.
Apabila terdeteksi mengalami masalah kesehatan ini, maka seorang pria akan menjalani pengobatan. Tatalaksana BPH terdiri dari modifikasi gaya hidup, pengobatan, dan pembedahan.
"Bila masih belum parah, maka BPH dapat diterapi dengan memodifikasi gaya hidup hingga minum obat rutin," kata dokter Hilman.
Akan tetapi bila kondisinya sudah lebih lanjut atau pengobatan dengan konsumsi obat tak menunjukkan hasil, maka pembedahan dapat dilakukan.
"Contoh tindakan awal yang dapat dikerjakan untuk BPH antara lain pemasangan selang kencing (katerisasi urine transuretra)," ujarnya.
Ia melanjutkan, "(Perawatan dengan) pengerokkan prostat dari saluran kencing (Transurethral Resection of Prostate, TURP), hingga tindakan dengan teknologi mutakhir seperti pengerokan prostat dengan laser."
Nah, itulah beberapa gejala pembesaran prostat yang harus diwaspadai oleh pria dan tatalakasana perawatan yang biasa dilakukan untuk mengatasinya. (*)
Baca Juga: Ketahui Tingkatan Stadium Pada Kanker Prostat, Deteksi Dini Segera!
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar