GridHEALTH.id - Artis Kartika Putri belum lama ini mengabarkan dirinya mengalami steven johnson syndrome (SJS).
Sebelum mengetahui penyakit yang diidapnya, artis yang berjuang dengan autoimun selama 5 tahun ini, membagikan kondisinya di Instagram.
Dalam video terbarunya, ia mengatakan gejala yang pertama kali dirasakan adalah bengkak dan muncul benjolan air di sekitar bibirnya.
Keesokan harinya, ia mendapati adanya ruam-ruam di kulit dan sariawan yang ada di bibir menjadi lebih besar hingga sulit makan.
Merasa tidak nyaman, Kartika Putri memutuskan untuk segera melakukan pengobatan di Singapura.
Saat ini, ia sudah kembali ke Tanah Air dan menjalani aktivitas seperti biasanya.
Sebelum mengetahui diagnosis pasti, sejumlah netizen berspekulasi ruam kulit yang dialami Kartika Putri disebabkan oleh herpes zoster.
Agar tidak salah, kenali perbedaan ruam steven johnson syndrome dan yang disebabkan oleh penyakit kulit lainnya.
Dokter dermatologi dan venerologi dr. Danny Surya, Sp.DVE, dari RSIA Tambak menjelaskan steven johnson syndrome merupakan reaksi kulit yang umumnya disebabkan oleh alergi obat.
Kondisi ini menyebabkan kematian pada sel kulit, yang diikuti dengan pelepasan lapisan epidermis.
"Sehingga gejalanya itu bisa lepuh-lepuh di selaput lendir, juga bisa mengenai bibir, mulut, atau area genital," katanya saat dihubungi GridHEALTH, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Steven Johnson Syndrome, Kondisi yang Dialami Kartika Putri
Sedangkan herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus penyebab cacar, yakni varicella-zoster.
Dokter yang berpraktik di RSIA Tambak ini menjelaskan, perbedaan di antara kedua kondisi ini dapat dilihat dari area munculnya ruam.
"(Gejala herpes zoster) berupa ruam berkelompok, sesuai dengan jalur persarafan. Hanya pada satu sisi (tubuh) saja," ujarnya.
Sementara pada steven johnson syndrome, area tubuh yang terdampak oleh ruamnya cukup luas, mulai dari mulut hingga area genital.
Kondisi ini terbilang serius. Tanpa perawatan yang tepat, steven johnson syndrome dapat menyebabkan dehidrasi hingga risiko infeksi.
Menurut dokter Danny perawatan sebaiknya dilakukan di rumah sakit, agar kondisinya bisa diobservasi lebih lanjut.
Perawatan yang utama adalah menyingkirkan obat yang memicu reaksi alergi, dan diikuti oleh pengobatan suportif.
"Terapi suportif antara lain diberikan infus, (karena) SJS itu lapisan kulitnya terkelupas, sehingga harus diberikan penggantian cairan melalui infus," katanya.
Ia lebih lanjut menjelaskan, jika kondisi ini ditangani cepat dan tepat, umumnya hanya akan meninggalkan bekas luka kecoklatan yang dapat hilang.
Untuk mencegah agar kondisi ini tidak terjadi lagi, jangan ragu tanyakan kepada dokter obat apa yang memicu reaksi alergi, sehingga ke depannya bisa dihindari.
Tes alergi juga dapat dilakukan sebelum mengonsumsi obat, untuk menghindari kondisi yang sama terulang. (*)
Baca Juga: Mengidap Penyakit Infeksi Herpes Zoster di Wajah, Apakah Berbahaya?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar