Sedentary lifestyle yang umumnya kurang beraktivitas fisik, ditambah kebiasaan merokok dapat membuat seseorang berpotensi kanker.
"Kita tahu bahwa faktor makanan sudah mengambil 35% (faktor risiko), rokok 30%, kurang olahraga juga mengambil faktor risiko. Jadi memang, dunia kita sudah dunia yang kondusif untuk kanker," jelasnya.
Kondisi yang ada saat ini, juga diperburuk dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini kanker.
Meskipun saat ini sudah lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan dan deteksi dini di fasilitas kesehatan.
"Contohnya belum semua wanita mau diperiksa mammografi, walaupun alatnya ada. Pap smear (juga) belum tentu mau," kata profesor Aru.
Sebagai informasi, mammografi merupakan salah satu metode pemeriksaan yang dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara.
Prosedur ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan di area payudara, menggunakan foto X-Ray.
Pemeriksaan ini paling disarankan untuk wanita yang berusia di atas 35 atau 40 tahun.
Sedangkan pap smear merupakan prosedur pemeriksaan yang dapat mendeteksi awal kanker serviks pada wanita.
Dengan deteksi dini, pengobatan bisa lebih cepat dilakukan dan penyakit kanker lebih berpotensi besar untuk sembuh.
Sedangkan jika terlambat, tak hanya kondisinya saja yang memburuk, biaya pengobatan pun juga akan semakin tinggi. (*)
Baca Juga: Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Jadi Penyebab Kanker Usus Besar, Tanpa Sadar Sering Dilakukan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar