Meskipun bukti saat ini tidak menunjukkan risiko pandemi yang tinggi, para ahli menekankan perlunya penyelidikan terhadap penyebarannya di antara sapi, dan potensi mutasinya.
Sapi perah yang terinfeksi flu burung baru-baru ini terdeteksi memiliki jumlah virus yang tinggi dalam susunya, menurut tes yang dilakukan oleh Laboratorium Diagnostik Hewan di Iowa State University (ISU).
Penyebaran virus terjadi pada kawanan sapi disebabkan oleh perpindahan sapi dari kelompok terinfeksi ke kelompok yang sebelumnya tidak terkena dampak.
FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Amerika Serikat mengumumkan minggu lalu bahwa fragmen virus telah terdeteksi dalam pasokan susu komersial, meskipun susu dari sapi sakit dilarang untuk didistribusikan.
Pasteurisasi yaitu proses pemanasan susu untuk membunuh patogen dapat menginaktifkan virus tersebut.
Lebih lanjut lagi, pengujian susu, keju cottage, dan krim asam tidak mendeteksi adanya virus hidup dan menular menurut laporan FDA.
FDA secara tegas memperingatkan agar tidak minum susu mentah.
Walaupun demikian, Departemen Pertanian Amerika Serikat mengatakan pengujian daging sapi giling di negara-negara bagian di mana virus telah terdeteksi tidak menunjukkan bukti adanya virus.
Baca Juga: Sempat Viral Kasus Flu Burung Mendunia, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Source | : | CDC |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar