GridHEALTH.id - Penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner termasuk beban kesehatan di Indonesia dan seluruh dunia.
Diketahui 1 dari 4 orang di dunia mengalami penyakit kardiovaksular, yang dapat menurunkan kualitas hidupnya.
Tak hanya itu, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Johan Winata, menyoroti usia pengidap penyakit jantung koroner yang saat ini jauh lebih muda.
Ia mengatakan, jika satu dekade lalu pengidap penyakit ini umumnya berusia di atas 40 tahun, kini kasusnya juga banyak ditemukan pada usia 20 tahun.
"Kalau zaman dulu, tahun 2010 ke bawah, risiko seseorang menderita penyakit jantung koroner mulai usia 40 tahun. Tapi sekarang, seiring dengan perkembangan zaman, sering makan junkfood, jarang olahraga, penyakit jantung koroner bisa ditemukan pada usia 20 tahun," katanya dalam konferensi pers oleh Rumah Sakit Pondok Indah, Senin (27/5/2024).
Penyakit ini biasanya baru disadari ketika sudah muncul gejala, berupa nyeri dada. Padahal, menurut dokter Johan kondisi tersebut sudah terlambat.
Karena nyeri dada muncul ketika sudah terjadi kerusakan yang lebih lanjut, pada pembuluh darah. Sehingga cara yang dapat dilakukan agar kondisinya bisa segera ditangani, adalah dengan deteksi dini.
Perlu diketahui, penyakit jantung koroner terjadi karena adanya penumpukan plak atau lemak di pembuluh darah.
Sebenarnya, secara alamiah penumpukan plak sudah mulai terjadi saat usia 10 tahun, tapi berjalan secara perlahan.
Untuk mendeteksinya dapat dilakukan melalui medical check up (MCU), dengan menggunakan sejumlah alat pemeriksaan.
"Paling mudah ada rekam jantung (EKG), dipakai biasanya saat medical check up. Tapi, rekam jantung untuk mendeteksi jantung koroner (kecepatannya) paling rendah, karena baru bisa mendeteksi penyakit ini ketika sudah berat," kata dokter Johan.
Baca Juga: 7 Camilan Sehat untuk Menjaga Kolesterol Normal dan Jantung Sehat
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar