GridHEALTH.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.
Menurut BMKG, kemarau akan melanda sebagian besar wilayah di Indonesia. Pada bulan Juli, daerah yang akan mengalami kemarau meliputi sebagian Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.
Sedangkan pada bulan Agustus, kemarau diperkirakan akan meluas ke sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, hampir seluruh Pulau Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Imran Pambudi, mengungkapkan bahwa musim kemarau ini dapat meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk, seperti dikutip dari rilis Kemenkes.
Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk lebih sering menggigit pada suhu yang lebih tinggi.
Menurut data yang ada, jumlah kasus DBD pada tahun 2024 sudah lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2023.
Meski demikian, angka kematian akibat DBD menunjukkan penurunan.
Pada tahun 2023, jumlah kematian akibat DBD mencapai 894 kasus, sedangkan hingga minggu ke-22 tahun 2024, terdapat 777 kasus kematian.
Kunci penanganan DBD menurut dr. Imran adalah segera merawat pasien di rumah sakit begitu terdeteksi demam berdarah untuk memudahkan monitoring dan mengurangi risiko kebocoran cairan.
Berdasarkan data, kelompok umur 15 hingga 44 tahun merupakan kelompok yang paling banyak terkena DBD dalam tiga tahun terakhir, sementara kelompok umur 5 hingga 14 tahun paling rentan terhadap kematian akibat DBD.
Pada tahun 2024, lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi adalah Bandung, Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sementara itu, lima kabupaten/kota dengan angka insidensi tertinggi adalah Kendari, Gianyar, Kutai Barat, Klungkung, dan Tomohon.
Baca Juga: Kasus DBD di Jakarta Mulai Menurun, Begini Cara Mudah Memberantas Sarang Nyamuk Selain Fogging
Kasus kematian DBD terbanyak terjadi di Bandung, Klaten, Subang, Kendal, dan Jepara, dengan tingkat kematian tertinggi di Tidore Kepulauan, Purworejo, Mandailing Natal, Barru, dan Surakarta.
Kemenkes telah menerapkan enam strategi nasional untuk mengatasi peningkatan kasus DBD. Strategi tersebut meliputi penguatan manajemen vektor yang efektif dan berkesinambungan, peningkatan akses dan mutu tata laksana dengue, penguatan surveilans dengue yang komprehensif, peningkatan pelibatan masyarakat, penguatan komitmen pemerintah dan kemitraan, serta pengembangan kajian, inovasi, dan riset berbasis bukti.
Pencegahan DBD sangat penting dilakukan dengan vaksinasi serta upaya 3M plus: Menguras bak mandi dan wadah air lainnya, Menutup rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang barang bekas, dan Mencegah gigitan serta perkembangbiakan nyamuk.
Inovasi terbaru dari Kemenkes adalah vaksin DBD yang mampu mengurangi risiko komplikasi serius. Meski belum masuk program nasional, vaksin ini sudah dapat diakses dengan persetujuan dari BPOM.
Dari data WHO, diketahui bahwa ada dua vaksin dengue yang telah mendapatkan lisensi di dunia.
Keduanya adalah Dengvaxia® (CYD-TDV) yang dikembangkan oleh Sanofi Pasteur, dan Qdenga® (TAK-003) yang dikembangkan oleh Takeda.
Baca Juga: Vaksin Demam Berdarah Dengue, Solusi Untuk Mencegah Kematian Akibat DBD?
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar